TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Calon pengantin, Puteri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara dan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH), kini sedang menjalani upacara siraman secara terpisah pada pukul 09.00 dan 11.00 WIB. Acara itu digelar tertutup meski ada juga tamu undangan VVIP. Mereka yang diundang mendapatkan suvenir eksklusif, 220 green sensation series bernuansa hijau cantik.
Ahli ngadi saliro palakrama agung Keraton Yogyakarta Hadiningrat, Worro H. Astuti, adalah yang menyediakan isi paket suvenir berisi paket perawatan tubuh hasil ramuan tradisionalnya. Bahan ramuan antara lain dari air kelapa yang mengandung khasiat untuk tubuh. Adapun packaging eksklusif yang cantik itu dibuat oleh Nancy Martha, salah satu panitia perhelatan perkawinan.
Lantaran sempitnya ruangan, acara siraman dipindah di luar, namun masih dalam kompleks Keputren. Bernuansa hijau dengan ornamen khas Keraton, krobongan (mirip sawung) itu sudah dipasang di Sekar Kedaton, kompleks Keputren.
GKR Hemas menyampaikan bahwa pemindahan acara siraman yang semula di dalam ruangan Sekar Kedaton terpaksa dipindah ke luar ruangan karena sempitnya ruangan. “Tapi kalau siraman untuk putra tetap di Gedong Pompa,” kata Hemas kepada Tempo.
GKR Pembayun mengatakan acara siraman dipimpin oleh Ratu Hemas, dibantu ibu pengantin putra, Hj Nurbaeti Helmi atau ibu KPH Yudhanegera, dan Nyai Pengulu yang menjadi sesepuh Keraton. Pembayun menjelaskan mereka yang diperbolehkan melakukan prosesi siraman harus punya figur yang baik.
“Contohnya kalau sudah menikah, dia tidak boleh bercerai,” ujarnya. Figur yang baik ini dilakukan untuk memberikan contoh dan doa yang baik untuk pengantin.
Saat ini, acara siraman sedang dilakukan. Namun wartawan tidak diperkenankan masuk ke kompleks Keputren. “Hanya media yang ditunjuk Keraton yang bisa masuk karena sempitnya ruangan,” kata Haris.
BERNADA RURIT