TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia hingga saat ini belum merampungkan aturan tentang wealth management atau layanan eksklusif kepada nasabah prioritas. Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan saat ini pembahasan masih di level teknis. "Tapi prinsip-prinsipnya sudah kami setujui," kata Halim di sela-sela "The 4th International Wealth Management & Private Banking Conference 2011" di Jakarta, Selasa, 18 Oktober.
Konsep beleid tersebut sudah diajukan ke tim teknis. Substansi aturan antara lain tentang definisi wealth management, jenis produk yang boleh ditawarkan, dan nasabah yang boleh dilayani. "Nama layanan juga harus khusus, sehingga nasabah tahu dia nasabah premium," kata Halim.
Bank Indonesia belum pernah mengatur wealth management secara khusus. Selama ini aturannya tersebar di peraturan Bank Indonesia lain.
Sebelumnya Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang pengaturan perbankan Muliaman Hadad menyatakan PBI ini akan mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam pelayanan produk private banking. "Regulasi ini meyakinkan bahwa prinsip kehati-hatian itu diterapkan," kata Muliaman.
Ketua Certified Wealth Managers' Association (CWMA) Darmadi Sutanto mengatakan potensi nasabah premium perbankan mencapai 1,1 juta orang. "Mereka adalah orang yang membelanjakan uangnya mencapai US$ 10-20 per hari," kata Darmadi Sutanto di sela-sela "The 4th International Wealth Management & Private Banking Conference 2011". Selain itu, definisi lain potensi nasabah premium adalah mereka yang berpenghasilan US$ 50 ribu per tahun.
Jumlah potensi nasabah premium ini naik dari empat tahun lalu yang hanya sekitar 600-700 ribu orang. Penyebabnya, dalam tiga tahun terakhir bisnis memang mengalami perkembangan. Saat ini di Bank Negara Indonesia (BNI) saja baru melayani 10 ribu nasabah premium. Dana yang dikelola mencapai Rp 30 triliun, meningkat dari akhir tahun lalu yang hanya Rp 27 triliun.
Darmadi yang juga menjabat sebagai Direktur Consumer dan Retail Bank BNI mengatakan jumlah ini akan diharapkan terus bertambah saat BNI meluncurkan kembali layanan terbaru pada November mendatang. Sebab menurut dia masih banyak orang kaya di Indonesia yang belum mendapatkan layanan premium.
EKA UTAMI APRILIA