TEMPO Interaktif, Semarang - Tujuh rumah sakit milik Provinsi Jawa Tengah meminta tambahan dana Rp 47 miliar dalam Rancangan APBD 2012 Provinsi Jawa Tengah. Dana tersebut diperuntukan untuk biaya pengobatan dan perawatan para warga rumah tangga miskin yang selama ini tak masuk dalam program jaminan kesehatan masyarakat maupun jaminan kesehatan daerah.
Tujuh rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Tugurejo Semarang, Rumah Sakit Moewardi Solo, Margono Purwokerto, Rumah Sakit Jiwa Solo, Rumah Sakit Klaten, dan Rumah Sakit Kelet Jepara.
Para pengelola tujuh rumah sakit pemerintah itu hari ini mendatangi kantor DPRD Jawa Tengah yang kebetulan sedang ada rapat Badan Anggaran DPRD Jawa Tengah.
Direktur RS Moewardi Solo Basuki menyatakan selama ini pihaknya harus menangani masyarakat rumah tangga miskin yang tak memperoleh kartu jamkesmas dan jamkesda. “Selama ini, warga rumah tangga miskin yang tak masuk jamkesmas sangat banyak sehingga kami butuh dana lagi,” kata Basuki.
Sebelumnya, dalam pembahasan rancangan APBD 2012 di tingkat komisi E, memang sudah ada anggaran sebesar Rp 50 miliar untuk tujuh rumah sakit itu. Namun, dana sebesar itu dianggap masih kurang. Akhirnya, para pengelola rumah sakit meminta Badan Anggaran untuk memberikan tambahan dana. Sebab, penambahan anggaran sebesar itu tak bisa dilakukan di tingkat Komisi E.
Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Bambang Priyoko belum bisa memutuskan atas permintaan dana tambahan tersebut. “Nanti diputuskan melalui rapat badan anggaran pada Senin depan,” kata dia.
ROFIUDDIN