TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi menemukan barang bukti pembunuhan Ertati dan anaknya berupa kaus milik tersangka. Pada kaus tersebut terdapat bercak darah korban. Bercak darah juga ditemukan di lantai. "Korban dibunuh di ruang dekat dapur," kata Kepala Satuan Kejahatan dan Kekerasan Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Nesa Helmy Santika di Jakarta, kemarin.
Berbagai barang bukti itu ditemukan tim forensik dari Satuan Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya, yang melakukan olah tempat kejadian perkara kasus pembunuhan tersebut di Gang Salon RT 4 RW 3, Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu lalu. Mereka mencari barang bukti dan mengambil bekas darah, bekas bakar, serta sperma.
Perempuan 36 tahun itu, dan anaknya yang berinisial E, 6 tahun, dibunuh di rumah kontrakan tersebut pada Jumat dini hari lalu, 14 Oktober 2011. Rahmat Awifi, 26 tahun, dibantu rekannya, Kriswahyudi, 27 tahun, adalah orang yang diduga melakukan pembunuhan itu.
Sebelum kejadian, pelaku dan korban sempat menjalin tali asmara. Jalinan cinta itu membuahkan janin di rahim korban. "Korban menuntut nikah," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Gatot Edy, Jumat malam lalu. Kehamilan korban membuat pelaku bingung. "Karena dia punya pacar yang hamil juga," ujar Gatot.
Pelaku yang ingin terbebas dari tuntutan itu lantas berencana membunuh korban. Sebelum membunuh, pelaku bercinta dengan korban terlebih dulu. Pelaku lantas membekap anak korban hingga lemas. Saat bocah itu tak berdaya, pelaku menyetubuhi dan menyodominya.
Pelaku sempat membakar si bocah. Dia kemudian memasukkan Ertati dalam kardus televisi 21 inci. Adapun E dimasukkan dalam koper. Kardus tersebut dibuang di sebuah gang di Koja, Jakarta Utara, sedangkan koper dibuang di Cilincing, Jakarta Timur. Sepekan setelah kejadian tersebut, polisi membekuk kedua pelaku di Sunter, Jakarta Utara.
Laksani, 40 tahun, tetangga korban, mengaku sempat mendengar jerit tangis bocah E pada malam kejadian. "Sempat menangis. Kira-kira setengah jam baru berhenti," katanya kemarin di lokasi. Setelah itu, ia tak mendengar apa-apa lagi.
Senin mendatang, tersangka akan menjalani pemeriksaan psikologi. "Untuk memastikan apakah dia gila atau tidak," kata Helmy.
ANANDA BADUDU | PINGIT ARIA