TEMPO Interaktif, Surakarta - Pasar tradisional di Surakarta menyumbang pendapatan asli daerah sebesar Rp 20,3 miliar untuk 2011. Hartanti, anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta yang mengurusi bidang ekonomi, mengatakan sumbangan dari pasar tradisional adalah yang terbesar dibanding pos-pos pendapatan lainnya.
“Pendapatan asli daerah terbesar dari pasar tradisional,” ujar dia kepada wartawan di sela pendidikan dan pelatihan pedagang los pasar tradisional, Kamis, 03 November 2011.
Penyumbang besar lainnya antara lain bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan pajak hotel dan restoran. Namun angkanya tidak sebesar dari pasar tradisional. Menurutnya, BPHTB tahun ini ditargetkan Rp 20 miliar, sedangkan pajak hotel dan restoran Rp 9,5 miliar. Tahun ini pendapatan asli daerah ditargetkan Rp 132 miliar.
Sumber setoran dari pasar tradisional antara lain berasal dari retribusi para pedagang, penjualan kios, dan perpanjangan surat hak penempatan. Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa kehadiran 43 pasar tradisional di Surakarta tidak bisa dianggap remeh karena mampu menyumbang cukup besar.
Selanjutnya para pedagang di pasar tradisional akan mendapat imbal balik berupa revitalisasi pasar, renovasi pasar, dan promosi. “Kalau Rp 20,3 miliar bisa untuk revitalisasi 2-3 pasar tradisional,” katanya.
Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta Subagiyo menyebut keberadaan pasar tradisional mendukung perekonomian kota yang berbasis ekonomi kerakyatan. Termasuk di dalamnya sumbangan ke pendapatan asli daerah. “Saat ini dari target Rp 20,3 miliar sudah bisa tercapai 70 persennya,” katanya.
Dia menyatakan revitalisasi pasar tradisional terus diupayakan agar pasar semakin menarik dikunjungi. Selain itu pedagang dilatih agar mampu menata dagangannya dan memberikan pelayanan yang baik.
Rencananya tahun depan pihaknya akan merevitalisasi Pasar Depok dengan anggaran Rp 10 miliar, Pasar kliwon anggarannya Rp 8 miliar, dan menyelesaikan perbaikan Pasar Ngarsopuro dengan kebutuhan dana Rp 500 juta. “Kemudian revitalisasi Pasar Turisari dengan anggaran dari pusat sebesar Rp 5-6 miliar,” tutur dia.
UKKY PRIMARTANTYO