TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Sektor Metropolitan Gambir memeriksa 10 dari 40 pelajar terkait tewasnya siswa kelas II STM Boedi Oetomo dalam tawuran. "Kita periksa untuk mengungkap pelaku pembacokan yang menewaskan Rifal," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Metropolitan Gambir, Komisaris Taufiq, yang dihubungi Tempo, Jumat, 25 November 2011.
Rifal, 16 tahun, warga Kalideres, Tangerang, Banten, tewas dalam tawuran yang terjadi di Jalan KH Hasyim Ashari, Gambir, Jakarta Pusat, pada Kamis, 24 November 2011. Saksi yang diperiksa, kata Taufik, dijemput polisi di rumah mereka masing-masing untuk dimintai keterangan terkait pelaku pembacokan Rifal. Namun, sejauh ini polisi belum menemukan pelaku utama pembacokan.
Pelajar yang terlibat tawuran, lanjutnya, hanya dimintai keterangan karena polisi mencari pelaku utama pembacokan terhadap Rifal. "Kami sedang mengarah pada pelaku pembacokan. Siapa saja. Tidak ada yang ditahan," katanya.
Wilayah Gambir, tambahnya, bukan merupakan salah satu titik rawan terjadinya tawuran antarpelajar karena merupakan daerah pelintasan. Apalagi, di wilayah itu tidak ada sekolah, STM Boedi Utomo berada di wilayah Sawah Besar, sedangkan SMK 5 berada di wilayah Kebun Jeruk.
Kepolisian justru mengantisipasi tawuran antarwarga di wilayah itu. "Justru kami antisipasi tawuran antarwarga. Kemarin kebetulan saja mereka ketemu di lokasi itu," katanya.
Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Ajun Komisaris Sentike enggan berkomentar terkait aksi tawuran yang marak terjadi di Jakarta. "Hanya tidak berhak menjawab itu," katanya.
Rifal adalah putra sulung dari dua bersaudara yang akan berulang tahun dua hari lagi. Korban dihadang puluhan pelajar di fly over dekat ITC Roxy Mas ketika menumpang Kopaja rute Senen-Kalideres.
Korban sempat kabur, tetapi terus dikejar. Rifal akhirnya terjatuh dan pelaku langsung menclurit tepat di bagian dada. Lalu, para pelaku melarikan diri. Hingga saat ini, polisi belum menemukan motif pembacokan Rifal.
YOHANES SEO