Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

NASA Temukan Saudara Kembar Bumi  

image-gnews
Planet baru yang mirip bumi, Keppler 22B
Planet baru yang mirip bumi, Keppler 22B
Iklan

TEMPO Interaktif, Washington - Hampir semua karakteristik Bumi ada pada Kepler-22b. Tak mengherankan bila pakar astronomi menjuluki planet baru ini sebagai kembaran Bumi.

Planet ini, yang ditemukan observatorium antariksa NASA, Kepler, mengitari satu bintang, yang juga amat mirip dengan matahari kita. Bintang ini tergolong sebagai bintang kelas G yang sangat mirip dengan matahari. Begitu pula dengan jarak antara bintang dan planetnya.

Lama satu tahun di planet itu 290 hari, tak berbeda jauh dengan Bumi. Planet batu itu juga diduga kuat memiliki air.

Planet ini berada dalam zona yang nyaman untuk dihuni atau zona Goldilocks--sebutan yang diberikan ahli astronomi. Selama ini mereka kesulitan menemukan tempat yang tidak terlalu panas, tapi juga tidak terlalu dingin. Tempat air, yang sangat mendasar bagi kehidupan, tidak membeku dan mendidih.

Satu-satunya masalah adalah planet itu sedikit lebih besar bagi kehidupan untuk ada di permukaan. Besarnya 2,4 kali lipat dari ukuran Bumi, sehingga menyerupai planet gas dan cairan, seperti Neptunus, dengan inti batu. Sebagian besar permukaannya pun tertutup samudra.

Kepler-22b adalah planet layak huni pertama yang ditemukan teleskop Kepler. Januari lalu wahana yang beroperasi sejak 2009 itu mendeteksi Kepler-10b, planet mirip Bumi dengan ukuran yang ideal. Sayangnya planet itu terlalu dekat dengan bintangnya, sehingga dicoret dari daftar planet yang berada dalam zona layak huni bagi kehidupan.

Dibanding Kepler-10b orbit planet baru ini berukuran 0,85 kali jarak Bumi-matahari. Meski lebih dekat dengan bintang induknya, cahaya yang dipancarkan bintang itu cukup redup. Temperatur Kepler hanya 22 derajat Celsius, sesejuk temperatur udara di mal-mal mewah, sehingga amat ideal bagi kehidupan.

Jika manusia ingin berpindah ke tempat lain di alam semesta, planet ini adalah lokasi paling cocok untuk saat ini. "Temuan ini menjadi tonggak penting dalam pencarian kembaran Bumi," ujar ilmuwan dari misi Kepler, Douglas Hudgins.

Zona layak huni bintang ini berukuran 0,7-1,2 kali jarak Bumi-matahari. Dengan demikian, Kepler-22b berada di sisi terdalam dari kawasan yang sanggup menopang kehidupan. Air dalam fasa cair serta oksigen dalam jumlah melimpah sangat mungkin ada di permukaan planet ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses penemuan planet ini menggunakan metode transit. Observatorium mengamati perubahan cahaya bintang setiap saat dan menunggu planet melintas di depan bintang tersebut.

Saat dilintasi planet, terang bintang berubah drastis. Dari perubahan terang ini, ilmuwan bisa mengetahui radius, jarak orbit, dan periode orbit planet.

Kepler menemukan planet itu ketika Kepler-22b melintas di depan bintang induknya. Sebelum mengkonfirmasinya sebagai sebuah planet, NASA harus melihat peristiwa itu sebanyak tiga kali. Penampakan ketiga Kepler-22b sebenarnya terjadi tahun lalu, tepat sebelum teleskop itu dimatikan untuk sementara. NASA membutuhkan beberapa bulan lagi untuk menyelesaikan konfirmasi.

Bersamaan dengan temuan planet layak huni ini, misi Kepler juga mencatat 1.000 kandidat planet baru. Dugaan sementara, ada 10 planet dalam daftar itu yang berukuran setara dengan Bumi dan berada di dalam zona layak huni. Namun dibutuhkan observasi lanjutan untuk mengkonfirmasi dugaan tersebut.

"Ini adalah penemuan yang fenomenal dalam sejarah manusia," kata Geoff Marcy dari University of California, Berkeley, salah seorang pioner pemburu planet mirip Bumi di luar tata surya. "Temuan ini menunjukkan bahwa kita, Homo sapiens, mengerahkan jangkauan ke alam semesta untuk menemukan planet yang mengingatkan kita pada rumah. Kita hampir menjangkaunya."

Namun secanggih apa pun hasil peneropongan Kepler, observatorium antariksa itu tak bisa membuktikan adanya kehidupan di planet baru itu. Teleskop itu hanya memberikan informasi planet mana yang memiliki kondisi ideal bagi kehidupan.

Harus diingat, bintang induk Kepler-22b berada sejauh 600 tahun cahaya dari Bumi. Tiap tahun cahaya berjarak 5,9 triliun mil. Setidaknya diperlukan 22 juta tahun bagi sebuah pesawat ulang-alik untuk mencapai ke sana.

AP | NASA | ANTON WILLIAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ada Benda Jatuh dari Langit, Saksi: Sangat Panas dan Berasap

19 Juli 2017

Bola Api Hijau di langit Amerika Serikat (Daily Mail/Bryan Bergon)
Ada Benda Jatuh dari Langit, Saksi: Sangat Panas dan Berasap

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan meneliti benda logam berbentuk bulat yang jatuh dari langit.


Ada Temuan Menarik dari Tabrakan Mikrometeoroid di Pesawat LRO

30 Mei 2017

Meteor yang terlihat dilangit di Joshua Tree National Park, Southern California Gurun Mojave, 17 November 1998. National Park Service, merayakan ulang tahun ke-100 pada Kamis, 25 Agustus, 2016. AP/Reed Saxon, File
Ada Temuan Menarik dari Tabrakan Mikrometeoroid di Pesawat LRO

NASA melaporkan mikrometeoroid menabrak Lunar Reconaissance
Orbiter (LRO) pada Oktober 2014 lalu


Asteroid 2014 JO25 Melintas Dekat Bumi, Apa Dampaknya?

19 April 2017

Peta lokasi asteroid Malala, yang berada di Sabuk Utama antara Mars dan Jupiter. Mashable.com
Asteroid 2014 JO25 Melintas Dekat Bumi, Apa Dampaknya?

Asteroid 2014 JO25 melintas dengan jarak 1,8 juta kilometer dari
Bumi, Rabu.


Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien?

16 Januari 2017

Ilustrasi Tabby Star. popsci.com
Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien?

Ilmuwan mempunyai dua penjelasan terkait misteri meredupnya
Tabby's Star.


Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi Nyaris Tak Terdeteksi

10 Januari 2017

Ilustrasi asteroid. planetsave.com
Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi Nyaris Tak Terdeteksi

Asteroid 2017 AG3 bergerak dengan kecepatan 16 kilometer per detik.


Ilmuwan: 2 Bintang Akan Bertabrakan pada 2022  

10 Januari 2017

Ilmuwan memprediksi tabrakan 2 bintang di rasi bintang Cygnus pada 2022. npr.org
Ilmuwan: 2 Bintang Akan Bertabrakan pada 2022  

Ilmuwan memprediksi dua bintang, sama-sama disebut KIC 9832227, akan bertabrakan dan meledak pada 2022.


Diduga Meteor Jatuh Menimpa Dapur, Braak!!  

24 November 2016

Ratusan warga berkerumun melihat benda jatuh dari langit yang menimpa sebuah rumah di kampung Nagrek, Desa Sentul, Balaraja, Banten, Kamis 21 Juni 2012. Benda yang disebut-sebut sebagai meteor tersebut diduga bongkahan besi padat yang berasal dari  pecahan mesin pabrik yang meledak di sekitar lokasi kejadian. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Diduga Meteor Jatuh Menimpa Dapur, Braak!!  

Setelah dilihat, Wahab menemukan sebuah benda seukuran bola basket dalam kondisi berasap menembus atap dapur rumahnya.


Astronom Temukan Obyek Terbulat di Alam Semesta

18 November 2016

Kepler 11145123 diklaim sebagai objek paling bulat di alam semesta, bbc.com
Astronom Temukan Obyek Terbulat di Alam Semesta

Teleskop ruang angkasa milik NASA, Kepler, mengamati osilasi Kepler 11145123 secara terus-menerus selama lebih dari empat tahun.


Heboh Supermoon: Mitos tentang Cinta & Kehamilan

15 November 2016

Pesawat jet terlihat terbang melintasi bulan supermoon di Beijing, Cina, 14 November 2016. Di Indonesia, Supermonn dapat dinikmati pada Senin malam. AP/Ng Han Guan
Heboh Supermoon: Mitos tentang Cinta & Kehamilan

Beberapa mitos atau cerita kuno mengaitkan gerhana bulan dengan hal romantis.


Mitos di Balik Heboh Supermoon: Kiamat hingga Markas Nazi

14 November 2016

Supermoon terlihat dibalik patung Angel Moroni di atas Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, di New York, 13 November, 2016. AP Photo
Mitos di Balik Heboh Supermoon: Kiamat hingga Markas Nazi

Sejak zaman kuno, bulan penuh telah dikaitkan dengan perilaku aneh.