Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Kepler Temukan 11 Sistem Tata Surya Baru

image-gnews
Diagram yang dirilis Tim teleskop Kepler NASA menunjukan perbandingan ukuran planet pada sistem tata surya yang baru ditemukan (warna merah, hijau, ungu), dengan ukuran planet pada sistem tata surya Bimasakti (biru). cnn.com
Diagram yang dirilis Tim teleskop Kepler NASA menunjukan perbandingan ukuran planet pada sistem tata surya yang baru ditemukan (warna merah, hijau, ungu), dengan ukuran planet pada sistem tata surya Bimasakti (biru). cnn.com
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta - Satelit Kepler milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan 11 sistem tata surya baru. "Kami menemukan sekitar 500 ekso-planet di angkasa yang luas," kata Doug Hudgins, peneliti Kepler.

Jumlah planet dalam penemuan itu hampir dua kali lipat dibandingkan planet yang telah dibuktikan Kepler sebelumnya. "Dengan ini setelah Kepler telah ditemukan lebih dari 60 planet dan sekitar 2.300 kandidat planet," kata Hudgins.

Penemuan ini menambah daftar konfirmasi adanya berbagai penemuan planet ekstra-solar yang ke-729, termasuk 60 penemuan yang diperoleh tim Kepler. Tim ini menggunakan Teleskop Kepler yang diluncurkan ke angkasa pada Maret 2009.

Kepler dapat mendeteksi secara reguler jumlah cahaya yang dipancarkan oleh bintang. Para ilmuwan dapat menentukan adanya perubahan yang terjadi ketika planet melewati orbit, berdasarkan pantauan teleskop.

Tak satu pun penemuan baru yang bekerja sebagaimana sistem tata surya kita. Walaupun pada penemuan Kepler yang ke-33 terdapat sebuah bintang yang umur dan ukurannya melebihi matahari. Sistem tata surya baru ini memiliki lima planet, sedangkan sistem tata surya yang telah ada memiliki delapan planet. Kelima planet ini berkeliling mendekati induk planet, kebalikan dari Merkurius yang orbitnya mengelilingi matahari.

Ukuran planet kira-kira 1,5 sampai 5 kali ukuran Bumi. Para ilmuwan belum dapat memastikan komponen planet baru tersebut, apakah padat dengan bebatuan seperti Bumi, Venus, Mars, dan Merkurius atau kaya akan gas seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jack Lissauer dari NASA Ames Research Center, Caifornia, menjelaskan penemuan baru yang diperoleh tim Kepler. “Tim kami baru saja menemukan satu bintang lagi dengan enam planet dan sistem kedua dengan lima planet,” katanya.

Sembilan dari sistem tata surya baru terdiri dari dua planet dan terdapat juga satu sistem yang memiliki tiga planet. Kini keseluruhan planet yang ditemukan berjumlah 26. Semuanya berkeliling mendekati matahari, jarak orbitnya lebih dekat dibanding Venus dengan matahari.

“Penemuan ini jumlahnya tiga kali lipat dari bintang yang telah ada sebelumnya,” ujar Lissauer. Dia menambahkan, dengan penemuan baru ini, para ilmuwan mulai berpikir apakah planet yang baru ditemukan memiliki ukuran yang sama atau jarak orbitnya juga sama.

Teleskop Kepler memantau 150 ribu bintang pada konstelasi Cygnus dan Lyra. Hasil penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Astrophysical Journal dan Royal Astronomical Society.

REUTERS | SATWIKA MOVEMENTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

55 hari lalu

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023. Dok. Puspresnas
Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.


Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Radiansyah bersama medali perak yang diraihnya di International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOOA) ke-16 2023. Foto: Pribadi
Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.


Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

3 September 2023

Suasana pengamatan Super Blue Moon di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 30 Agustus 2023. Foto: Tempo/Maria Fransisca Lahur
Peserta OSN Berbagi Cerita Seru Astronomi, Amati Konjungsi Saturnus dan Super Blue Moon

Peserta OSN 2023 berbagi cerita kegemarannya terhadap bidang astronomi.


Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Gunung es di Pluto. (newsweek.com)
Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.


Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Fitur
Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.


Dari Layani Warga di Peneropongan Hingga Dua Kali Ikut Olimpiade Astronomi, Ferdinand Kini Bawa Medali Perunggu dari Polandia

22 Agustus 2023

Lima Siswa Terpilih Wakili Indonesia di Ajang International Olympiad on Astronomy and Astrophysics 2023. pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id
Dari Layani Warga di Peneropongan Hingga Dua Kali Ikut Olimpiade Astronomi, Ferdinand Kini Bawa Medali Perunggu dari Polandia

Menurut Ferdinand, pengajar dan mentor pada pelatnas menargetkan untuk mendapatkan medali pada olimpiade astronomi itu.