TEMPO.CO, Manado — Pernyataan Angelina Sondakh, tersangka kasus suap Wisma Atlet, dalam persidangan sebagai saksi terdakwa M. Nazaruddin yang membantah semua hal yang dituduhkan kepadanya, menjadi pembicaraan hangat warga Sulawesi Utara, daerah asal politikus Partai Demokrat tersebut.
Pembicaraan di sejumlah rumah kopi dan tempat umum mengenai pernyataan Angie dinilai sebagai sebuah kebohongan besar. Seperti yang disampaikan Patria Pombengi, salah seorang tokoh muda di Kota Manado, menunjukkan beberapa fakta jelas adanya andil Angie dalam kasus suap Wisma Atlet tersebut.
“Salah satu yang paling lucu adalah pengakuan Angie soal penggunaan BlackBerry. Saya saja hanya kerja serabutan sudah pakai BlackBerry semenjak tahun 2008, masa sih ibu artis yang juga seorang politisi tak mampu beli BlackBerry,” tutur Patria.
Senada disampaikan Andre Sondakh, warga Minahasa, yang bertemu Tempo di salah satu rumah kopi di Kota Manado, Jumat, 17 Februari pagi tadi. Menurut Andre, Angie saat ini menjadi musuh bersama warga bermarga Sondakh di Minahasa karena dinilai telah melakukan pembohongan hanya untuk menutupi kasus korupsi besar.
“Kami terus terang merasa malu dengan Angie yang bermarga Sondakh yang telah menjadi pembohong besar. Harusnya, kalau ingin berbohong, jangan lagi menggunakan marga Sondakh, tapi pakai saja marga Massaid atau Brotoseno saja,” kata Andre.
Diana Maringka, mantan Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara, mengungkapkan seharusnya Angie jangan berbohong dalam persidangan karena sudah disumpah berdasarkan agamanya saat ini, Islam. “Angie janganlah berbohong karena sudah disumpah menggunakan agamanya. Jangan dustai agamamu,” ujar Diana kepada Tempo, Kamis, 16 Februari malam.
ISA ANSHAR JUSUF