TEMPO.CO, Dusseldorf - Perusahaan ritel terbesar Jerman, Metro AG, mengalami kerugian besar sepanjang 2011. Angka penjualan Metro rupanya anjlok seiring turunnya daya beli masyarakat Eropa akibat krisis finansial yang melanda kawasan itu.
Kantor berita BBC mengabarkan laba bersih Metro turun 26 persen menjadi US$ 833 juta tahun lalu. Rendahnya perolehan laba ini disebabkan jebloknya angka penjualan dua jaringan ritel utama Metro, toko elektronik Media Saturn dan department store Galeria-Kauhof.
Penjualan Media Saturn turun 0,9 persen menjadi US$ 27,33 miliar, sedangkan Galeria-Kaufhof amblas 3,7 persen menjadi US$ 4,511 miliar.
"Sebetulnya kami menargetkan kenaikan penjualan pada 2011. Sayangnya hal itu tak pernah terjadi," kata Chief Executive Officer Metro Olaf Koch, Rabu, 21 Maret 2012.
Untungnya, kas Metro masih tertolong kenaikan penjualan unit usaha Metro Cash and Carry. Sepanjang 2011, jaringan toko grosir ini membukukan kenaikan penjualan sebesar 0,2 persen menjadi US$ 41,39 miliar.
Koch mengatakan, untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, ia bakal melakukan efisiensi tahun ini. Selain itu, ia bertekad untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi penjualan. "Apa yang perlu dilakukan saat ini ialah mendekatkan diri dengan kebutuhan pelanggan," ujarnya.
Buruknya angka penjualan dialami hampir seluruh peritel di Eropa. Krisis ekonomi yang mengarah pada resesi membuat daya beli masyarakat merosot tajam.
FERY FIRMANSYAH