TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo menyatakan kejahatan marak terjadi di wilayah perbatasan Indonesia. “Kriminalitas masih terjadi dan cenderung mengalami peningkatan,” kata Timur dalam Rapat Kerja III Badan Nasional Pengelola Perbatasan di kantor Kementerian Dalam Negeri, 27 Juni 2012.
Menurut Timur, kejahatan di perbatasan meliputi tenaga kerja ilegal, pembalakan, perikanan, pertambangan, perdagangan dan penyelundupan manusia, kejahatan penyalahgunaan narkotik dan terorisme, serta perdagangan senjata api. "Target kami: wilayah perbatasan tetap terkelola dengan baik," ujarnya.
Untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan, sepanjang tahun lalu polisi telah menambah markas kepolisian sektor, yakni di perbatasan Nusa Tenggara Timur tiga markas kepolisian sektor, Kalimantan Timur (4), Kalimantan Barat (3), dan Papua (3). Di sejumlah titik perbatasan, polisi juga membangun kantor subkepolisian sektor.
Timur melanjutkan, untuk mendukung pengamanan di wilayah perbatasan, Polri juga sudah melatih 924 personel bintara. "Mereka bertugas khusus di perbatasan untuk mengisi polsek dan subpolsek," kata Timur.
Pada kesempatan serupa, Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana Agus Suhartono mengatakan TNI akan memindahkan sejumlah pos perbatasan ke tempat yang lebih strategis. "Beberapa pos kurang tepat lokasinya sehingga kurang efektif menjaga keamanan," kata dia.
PRIHANDOKO