TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Lukman Hakim Saifuddin, menyesalkan kembali meletusnya konflik horizontal di Sampang, Madura. "Tragedi Sampang yang mengenaskan itu sungguh menyayat hati," kata Lukman, Selasa, 28 Agustus 2012.
Menurut Lukman, kekerasan terhadap kelompok minoritas Syiah harus menjadi pelajaran bersama untuk menghargai kemajemukan. "Perbedaan seharusnya disikapi dengan kearifan."
Kasus Sampang, kata Lukman, harus dilihat secara menyeluruh. Kasus itu tak bisa disimpulkan karena adanya perbedaan paham keagamaan antara Sunni dan Syiah semata. Peristiwa pada 26 Agustus itu merupakan konflik yang saling terkait satu dengan lainnya. "Ada konflik keluarga, rebutan pengaruh, rebutan sumber ekonomi, dan sengketa politik lokal akibat dan jelang pilkada."
Meskipun dia mengapresiasi langkah pemerintah yang menyantuni korban Sampang, Lukman meminta agar penegakan hukum tetap berjalan. Pelaku pembakaran, penganiayaan, pembunuhan, dan pihak yang memprovokasi masyarakat harus diusut tuntas.
Negara, kata Lukman, juga harus menjadikan insiden Sampang sebagai pelajaran agar konflik horizontal tak terulang lagi. "Negara harus hadir di tengah masyarakat."
IRA GUSLINA SUFA