TEMPO.CO, Jakarta - Aliran Syiah tak hanya memiliki ideologi dan filosofi yang berbeda dengan aliran lainnya. Secara fikih, mereka juga tak sama. Meski begitu, penganut Syiah tak tertutup ketika beribadah. Bahkan, di Indonesia, mereka menjalankan salat di masjid umum, yang notabene beraliran Sunni.
Tak cuma itu. Kata Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia Jalaluddin Rakhmat, ulama Syiah juga banyak yang berdakwah di masjid Sunni. Dan tak ada yang mengetahui bahwa mereka Syiah.
"Kami beribadah secara bebas dan membaur dengan umat Islam lainnya," kata Kang Jalal, sapaan Jalaluddin Rakhmat, Kamis, 29 Agustus 2012.
Orang Syiah di Indonesia, Kang Jalal melanjutkan, tak memiliki masjid khusus. Bukan karena tak memiliki uang untuk membangunnya, tapi mereka tidak ingin memancing perseteruan dengan Sunni. "Selain takut dibakar, we used things and we love people," kata Kang Jalal.
Maksud dia, umat Syiah di Indonesia memang mencintai masjid. Tapi, dibanding masjid, mereka lebih cinta manusia. Syiah, terutama IJABI, ingin umat Islam di Indonesia damai. "Kami dahulukan akhlak di atas fikih."
Atas alasan yang sama pula, pengikut Syiah banyak yang menutup diri. Mereka menyembunyikan KTP Syiah-nya dan berperilaku layaknya Sunni. Alasan Kang Jalal, bila identitas Syiah seseorang terkuak ke publik, bisa jadi orang itu bakal diusir.
Kasus pengusiran kaum Syiah memang sering terjadi di Indonesia, terutama pada daerah Jawa Timur. Sebut saja di Kabupaten Batang (2000); Bondowoso (2006); Bangil (2007); Pasuruan (2011), dan Sampang pada 2004, 2006, Desember 2011, dan Agustus 2012.
CORNILA DESYANA
Berita lain:
Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran
Penyebaran Syiah di Aceh
4 Periode Penyebaran Syiah di Indonesia
Kata Kemendikbud Soal Sekolah Anak Warga Syiah
Sekolah Bisa Pulihkan Trauma Anak Warga Syiah