Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 5)  

image-gnews
Jalaludin Rakhmat mengisahkan sejarah Syiah di Indonesia, ketika diwawancarai TEMPO di kediamannya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (30/8) kemarin. TEMPO/Praga Utama
Jalaludin Rakhmat mengisahkan sejarah Syiah di Indonesia, ketika diwawancarai TEMPO di kediamannya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (30/8) kemarin. TEMPO/Praga Utama
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan antara penganut Sunni dan Syiah bukanlah hal baru. Konflik ini telah berjalan ribuan tahun. Lokasi bentrokan tak cuma di Indonesia saja, melainkan juga banyak negara. Karenanya, cendekiawan Jalaluddin Rakhmat menyatakan konflik Sunni-Syiah bukan problem lokal atau nasional. Melainkan permasalahan internasional.

Ketika Tempo berkunjung ke kediamannya, Kamis, 29 Agustus 2012, lelaki yang biasa disapa Kang Jalal ini bercerita soal Syiah di Indonesia. Mulai dari proses penyebaran, konflik, cara beribadah, hingga ancaman yang kerap diterima pengikut Syiah. Dan ini perbincangan bagian kelima antara wartawan Tempo: Choirul Aminuddin, Erwin Zachri, Cornila Desyana, dan Praga Utama dengan Ketua Dewan Syuro Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia itu.

Anda katakan konflik Sampang bukan masalah keluarga. Lalu karena apa?
Begini. Roisul Hukama atau Rois itu dulunya penganut Syiah. Bahkan dia dan kakaknya, Tajul Muluk, saya lantik menjadi pengurus Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia di Sampang. Tapi kemudian muncul masalah keluarga. Rois bergabung dengan penyerang dan mengatakan ia tobat dari Syiah. Pertobatan Rois itu membuat senang orang-orang yang dari dulu antipati terhadap Syiah. Jadi konflik agama itu sudah ada terlebih dulu, baru problem keluarga.

Masalah apa yang membuat Rois pergi dari keluarga dan Syiah?
Rois memang doyan perempuan. Dia sering gonti-ganti istri. Satu perempuan yang ia taksir itu santrinya Ustad Tajul Muluk. Masalahnya, umur si gadis masih di bawah 17 tahun. Jadi Tajul Muluk menolak permintaan Rois untuk menikahi anak itu.

Lalu Tajul memulangkan si santri ke orangtuanya. Tapi, oleh mereka, anak itu malah dinikahkan dengan Rois. Mereka menikah di bawah tangan. Dan Tajul marah karenanya.

Apakah Tajul menyukai santri itu?
Tidak. Dia hanya kasihan dengan santrinya yang masih kecil. Jadi Tajul melindunginya. Karena itu Rois marah. Dan muncullah konflik itu.

(Menurut versi lain, sekitar 2006, seorang santri ustad Tajul Muluk bernama Halimah diminta adik Tajul, Ustad Rois, untuk dijadikan pembantu di rumahnya. Waktu itu usia Halimah baru 8 tahun. Suatu saat ada teman ustad Tajul yang tertarik pada santri itu. Teman ustad Tajul memohon kepada Tajul agar melamarkan Halimah untuknya. Tajul pun setuju dan lamaran pun diterima.

Beberapa bulan setelah lamaran, orang tua Halimah mendatangi Ustad Rois untuk meminta Halimah dibawa pulang karena mau dikawinkan. Mendengar itu, Rois marah dan melabrak Tajul. Rupanya Rois juga suka pada Halimah. Sejak itulah, hubungan Rois dan Tajul tidak baik. Rois pun keluar dari Syiah dan kembali ke Sunni.

Ditemui wartawan
Tempo Musthofa Bisri di pengungsian, 31 Agustus 2012, Halimah meminta agar masa lalunya dan suaminya tidak dibawa-bawa dan dijadikan sebagai penyebab kerusuhan. "Jangan kambing hitamkan keluarga saya," katanya lalu pergi.)

Jadi menurut Anda, ada yang mengatur konflik di Sampang?
Ya. Saya kira memang ada grand design dalam konflik Sampang. Kalau dilihat sekarang, yang menguasai desa itu sekarang bukanlah polisi, tapi warga. Bahkan polisi tak berkutik di hadapan penyerang. Bila ada petugas yang membawa ponsel berkamera, warga bakal menyitanya. Hebat ya, masyarakat punya kekuatan semacam itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian dari transportasi yang digunakan penyerang. Mereka menyewa bus lebih dari 10 buah. Kabar dari sana, tiap bus disewa sekitar Rp 500 ribu. Mereka tak datang dengan gratis. Tapi uang dari mana, untuk makan saja mereka kesulitan. Jelas sudah para penyerang mendapat bantuan finansial dari luar. Itu fakta.

Jadi menurut Anda ada yang membiayai penyerangan itu?
Ya. Informasi yang saya terima, ada dua supplier uang di Sampang. Satu pengusaha Madura yang tinggal di Jakarta dan satu lagi orang Arab di Surabaya.

Lagi pula, membakar masjid itu bukan tradisi orang Madura. Bagi mereka, merusak masjid bisa menimbulkan perasaan kualat. Dan inilah pertama kali ada masjid atau pesantren yang dibakar di Madura.

Untuk apa mereka mengeluarkan duit itu?
Saya duga ada yang mau mengeliminasi Syiah dari Indonesia. Saya tidak dapat menyebut siapa orangnya, karena bisa jadi serangan itu merupakan satu gerakan terencana. Penggeraknya banyak, gerakan ilegal, jadi tak bakal ketahuan siapa otaknya.

Baca juga:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 1)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 2)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 3)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 4)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 5)
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)


CORNILA DESYANA

Berita lain:
Pengungsi Syiah Sampang, Madura, Terserang Tomcat
Tabuik, Warisan Syiah tanpa Syiah

Kang Jalal pun Diancam Mati

Kang Jalal Tak Setuju Relokasi Warga Syiah, Madura

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Cendekiawan muslim, Zakir Naik, memberikan pemaparan saat kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DI Yogyakarta, 3 April 2017. Selama mengunjungi Indonesia Zakir Naik melakukan dakwah di sejumlah daerah antara lain di Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, dan Makasar. ANTARA FOTO
Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.


Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.


Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Aksi Ulama asal India, Zakir Naik saat memberi ceramah terbuka di hadapan ribuan masyarakat di kampus UPI, Bandung, Jawa Barat, 2 April 2017. TEMPO/Prima Mulia
Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.


Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?


Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Seorang pengungsi melakukan adzan saat berada di kamp pengungsian di Irbil, Irak (28/6). Para pengungsi ini melarikan diri karena kekerasan antara sektarian mengancam kawasan Timur tengah. AP/Hussein Malla
Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.


Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Massa dari Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk menentang kenikan BBM di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/3). TEMPO/Prima Mulia
Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.


Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Profesor Benedict Anderson dari University of Cornell memberikan kuliah Umum di FIB UI, Jakarta, 10 Desember 2015. TEMPO/Frannoto
Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.


Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

AA Gym memberi tausiah pada pengajian Ramadhan bersama Bandung Hijabers Community di Masjid Al Ukhuwah, Bandung, Jawa Barat, 28 Juni 2015. TEMPO/Prima Mulia
Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.


Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Seorang umat muslim mengikuti dzikir akbar bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban di Monas, Jakarta, Rabu (5/8). Dzikir akbar yang dihadiri wapres bertujuan untuk keselamatan bangsa. Tempo/Tony Hartawan
Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?


Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

REUTERS/Cheryl Ravelo
Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.