TEMPO.CO , Jakarta - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo mengatakan, setiap tahun Jakarta mengalami penurunan tanah 5 sampai 10 sentimeter di hampir setiap wilayah. “Kebanyakan di Jakarta Barat dan Jakarta Utara,” ujar Ery, Ahad 13 Januari 2013.
Penyebabnya, jelas dia, kebanyakan warga menyerap air tanah secara langsung dengan pompa untuk kebutuhan air bersih sehari-hari. “Dulu untuk menyerap air di kedalaman 10 meter bisa pakai pompa biasa, sekarang harus pakai pompa jet,” dia membandingkan.
Seiring waktu, tanah di sekitar wilayah penyedotan jadi terpengaruh, termasuk tanah yang merupakan bagian dari saluran air. “Muncul cekungan di tengah saluran air sehingga air menggenang atau tidak bisa mengalir,” kata dia.
Saat ditanya berapa banyak titik cekungan itu, Ery mengatakan belum merinci. "Ini akan kami tinjau,” kata dia. Salah satu dampak nyata penurunan tanah tampak pada banjir yang kerap melanda Ibu Kota, apalagi saat hujan deras turun.
ATMI PERTIWI
Berita terpopuler lainnya:
Cita-cita Rhoma Irama Jika Nanti Jadi Presiden
Larangan Duduk Mengangkang = Taliban Pakistan?
Riuh Cuit @tifsembiring soal Pakar IT