TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 500 orang buruh industri logam yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Tangerang Raya antusias mengikuti unjuk rasa ke Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013. Kendati banjir melanda Jakarta dan wilayah sekitarnya, mereka berangkat dengan 10 bus melalui Tol Karang Tengah.
Ketua FSPMI, Riden Hatam Aziz, mengatakan para buruh akan bergabung dengan buruh Jakarta untuk menuntut upah minimum sektoral (UMS). "Kami tak peduli panas dan hujan, tekad kami unjuk rasa," kata Riden.
Selain UMS, para buruh juga akan menyokong penolakan tarif dasar listrik (TDL) dan menolak premanisme kawasan industri. Menurut Riden, premanisme selama ini menjadi beking perusahaan yang dibayar untuk menghadang buruh.
Setelah ke Polda, buruh juga akan menduduki Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Tenaga Kerja. Isu lain yang diangkat adalah soal jaminan pensiun wajib dan kesehatan bagi seluruh rakyat.
Aksi ini merupakan bagian protes buruh terhadap kebijakan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yang mengabulkan permohonan penangguhan pembayaran upah 908 perusahaan di seluruh Indonesia.
Di lain pihak, Subroto Santoso, Manajer Humas PT Panarub Dwi Karya Benoa--produsen sepatu olahraga merek Adidas di Pabuaran, Karawaci Tangerang--berpendapat aksi buruh merupakan hak mereka. Oleh karena itu, pihaknya tidak terlalu ambil pusing. "Asal tidak sweeping ke dalam pabrik," kata dia.
Soal upah, PT Panarub menyatakan tidak mengajukan penangguhan. Namun, soal besaran upah masih dikompromikan. Adapaun pembayaran upah Januari baru akan dilakukan pada awal Februari 2013.
AYU CIPTA