TEMPO.CO, Jakarta - Tim pelaksana modifikasi cuaca menyatakan sudah bekerja maksimal untuk mencegah banjir terulang di Jakarta. Termasuk Rabu lalu ketika hujan membuat sejumlah ruas jalan tergenang dan lalu lintas macet parah.
Tri Handoko Seto, koordinator lapangan modifikasi cuaca dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, mengatakan bahwa sebanyak 11 ton bahan penyemai awan disebar pada hari itu. Sebagai pembanding, jumlah itu jauh lebih besar daripada yang disebar kemarin, sebanyak tujuh ton.
“Kami sudah berupaya maksimal mencegah banjir,” katanya, kemarin. “Kami tidak menghilangkan hujan, tapi mengurangi.”
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, awan yang dilawan Rabu lalu memang berlapis-lapis. Mereka berduyun-duyun sebagai produk dari pusat tekanan rendah di Teluk Jakarta.
“Teknologi Modifikasi Cuaca mampu mengurangi potensi hujan dari awan-awan itu di Jabodetabek hingga 30 persen,” katanya. Keterangannya itu dikuatkan oleh Seto, yang menyatakan melihat sebaran hujan lewat data radar.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mulyono Prabowo, mengatakan, curah hujan di Jakarta pada Rabu rata-rata berada di kisaran ringan dan sedang. Di Kemayoran, misalnya, curah hujan terukur 25 milimeter dan meningkat menjadi 36 milimeter pada malam hari. Adapun di Kelapa Gading, curah hujan terukur 54 milimeter, kawasan Taman Mini menerima hujan 20 milimeter, dan di Pulomas 27 milimeter. “Banjir memang terjadi karena ketidaksiapan permukaan dan drainase,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengakui bahwa kapasitas sistem drainase di Jakarta sudah tak mampu menampung curah hujan yang menjadi aliran permukaan. Alih fungsi lahan adalah penyebabnya. “Ini yang turut menyebabkan tergenangnya kawasan Kuningan, Jakarta Selatan,” katanya kemarin.
Adapun Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan bahwa tanggul Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary masih bocor sebesar satu meter kubik per detik. Air dari sana menambah ketinggian Kali Cideng yang seharusnya menampung air dari drainase di kawasan Kuningan. “Latuharhary belum pulih,” katanya.
AFRILIA SURYANIS | TRI ARTINING PUTRI | IRFAN G
Baca juga
Daging Impor, Luthfi-Suswono Bertemu Bos Indoguna
Capres 2014, Jokowi Diibaratkan Sebagai Anak Macan
KPK Sempurnakan Dua Alat Bukti untuk Anas