TEMPO.CO, Garut - Gempa tremor kembali terjadi di Gunung Guntur yang berada di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa, 9 April 2013. Gempa ini mulai terekam di pos pengamatan Gunung Guntur sejak pagi pukul 07.00 WIB.
Hingga berita ini ditulis, gempa tremor masih terekam di pos pengamatan Gunung Guntur. "Kita masih terus melakukan pemantauan," ujar Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi, Surono, di Pos Gunung Guntur, Garut.
Meski terjadi tremor yang cukup lama, status gunung Guntur belum ditingkatkan menjadi siaga. Saat ini status gunung terbesar di Garut ini masih dalam Waspada Level II.
Menurut Surono, alasan belum ditingkatkannya status gunung ini karena gempa tremor yang terjadi belum mengalami lonjakan yang signifikan. Tremor yang terjadi di Guntur berlangsung secara terus-menerus atau maraton.
Kekuatan gempa atau amplituda yang tercatat dalam seismograf berkisar antara 2-4 milimeter. Tremor ini merupakan yang ke empat kalinya sejak ditingkatkan statusnya dari normal menjadi waspada pada 2 Aprli lalu. Tremor itu di antaranya terjadi pada tanggal 2,6,7 dan 9 April ini.
Tremor itu tidak mengalami lonjakan seperti di gunung api lainnya. Kondisi ini hampir mirip dengan Gunung Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. "Kalau di gunung api lain sudah final count, meletus," ujar Surono.
Kondisi ini, ujar Surono, diduga karena tekanan lava dari dalam perut bumi tidak mampu menjebol permukaan. Penyumbatan ini terjadi karena adanya pembekuan lava sisa letusan terakhir pada 162 tahun lalu yang membentuk topi.
Surono tetap melarang warga mendekati kawasan puncak gunung dalam radius 2 kilometer, menyesuaikan peta rawan bencana gunung itu saat statusnya dipatok di Level II. Selain itu, dia juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk sosialisasi kesiagaan bencana. "Jangan dibesok-besokkan kalau bisa sekarang saja sosialisasi ke masyarakat," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat, Udjwalaprana Sigit, mengatakan telah menyiapkan zona evakuasi jika Gunung Guntur meletus. Dia juga menyiapkan 10 ribu relawan untuk menghadapi bencana gunung api di Jawa Barat.
Hingga saat ini, warga di sekitar kaki Gunung Guntur mengaku belum mendapatkan sosialisasi dari pemerintah setempat terkait kondisi Gunung Guntur. Tri Rahayu, 26 tahun, warga Tanjung, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, mengaku selama ini pemerintah daerah belum pernah membahas risiko bencana Gunung Guntur. "Jangankan simulasi bencana letusan, sosialisasi bencana saja tidak pernah," ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR