TEMPO.CO, Garut - Warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, diresahkan dengan isu meletusnya Gunung Guntur. Isu tersebut beredar melalui pesan singkat dan BlackBerry Messenger (BBM). Pesan berantai ini mulai diterima warga sejak Minggu, 14 April 2013 hingga Selasa, 16 April 2013.
"Kami terus dihantui takut setelah menerima SMS (Short Message Service) itu," kata Ade Jokim, 42 tahun, warga di sekitar kaki Gunung Guntur di Kampung Tanjung, Desa Pasawahan, Tarogong Kaler.
Pesan meresahkan melalui telepon seluler itu diterima warga sebanyak dua kali. Kabar pertama menyatakan Gunung Guntur berstatus waspada. Pengirim pesan juga meminta warga di Cipanas dan sekitarnya untuk segera mengungsi. Sebab, lahar panas akan sampai ke kawasan Simpang Lima. Selain Kecamatan Tarogong, Garut Kota dan Samarang juga dinyatakan dalam kawasan berbahaya.
Kabar kedua menyatakan bahwa berdasarkan tayangan salah satu televisi swasta, Gunung Guntur telah aktif dan diperkirakan meletus pada tengah malam. Namun, dalam BBM ini tidak dituliskan tanggal kejadiannya sehingga dianggap bisa terjadi kapan pun. "Setiap malam saya bergadang terus. Kabar ini membuat tidak nyaman. Saya harap pemerintah bisa segera bertindak," ujar Ade.
Resti, 30 tahun, warga Jalan Pembangunan, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogongkidul, mengatakan akibat adanya kabar terkait gunung guntur dari BBM tersebut, suaminya, Firman, tidak dapat bekerja dengan tenang. Bahkan, dia selalu menolak untuk tugas ke luar kota karena merasa khawatir jika meningalkan istri di rumahnya.
BBM itu semakin membuatnya khawatir karena nama kecamatannya disebutkan dalam pesan tersebut. Begitu pun dengan beberapa tempat lainnya yang berdekatan dengan tempat tinggalnya. Selain itu, dia juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk menelusuri pesan yang beredar tersebut. "Kabar ini bisa memperkeruh suasana. Bencana belum ada, tapi sudah terjadi kepanikan bencana yang bisa menimbulkan korban," ujar Resti.
Kepala Badan Penanggulangan Daerah Kabupaten Garut, Zatzat Munazat, mengimbau warga untuk tidak terprovokasi dengan kabar yang menyesatkan melalui BBM atau SMS mengenai bahaya Gunung Guntur.
Menurut dia, Gunung Guntur masih berstatus waspada. Karena itu, warga hanya dilarang untuk beraktivitas dalam radius dua kilometer dari puncak gunung. Sedangkan, di luar jarak tersebut, warga dipersilakan beraktivitas seperti biasa. "Kabar yang bisa dipercaya itu hanya dari pemerintah. Kami sudah imbau kembali para camat untuk segera sosialisasi masalah Gunung Guntur ini," ujarnya.
Berdasarkan informasi dari pos pengamatan Gunung Guntur, kondisi kegempaan masih fluktuatif. Sejak selasa pagi dari mulai pukul 06.00 WIB, hanya terjadi dua kali gempa vulkanik dangkal dan tiga kali gempa tektonik lokal. (Baca: Gempa Tremor Terjadi di Gunung Guntur)
SIGIT ZULMUNIR
Berita Lainnya:
Yenny Wahid Tolak Gabung ke Demokrat
KPK Bakal Punya Penasihat Baru, Mereka Adalah...
Bom Boston, Begini Cerita dari Pemenang Maraton
Datang ke Percetakan Soal UN, M. Nuh Kecewa
Kronologi Bom Boston Marathon