TEMPO.CO, Jakarta--Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengatakan salah satu tuntutan buruh mengenai jaminan kesejahteraan sosial bukanlah tanggung jawab sepenuhnya Kementerian Sosial. Menurut dia kementeriannya hanya menangani masyarakat yang benar-benar miskin dengan penghasilan sangat rendah.
"Kami menangani seperti orang miskin di daerah terpencil atau korban bencana alam," kata Salim, di Jakarta, Rabu, 1 Mei 2013. Buruh miskin, kata Salim, misalnya seperti petani dengan penghasilan sekitar Rp 25 ribu per hari yang harus membiayai dirinya beserta istri dan dua anak.
Hari ini, para buruh melakukan aksi untuk memperingati Hari Buruh, dengan salah satu tuntutannya mengenai jaminan kesejahteraan sosial yang di dalamnya termasuk kesejahteraan keluarga mereka. Namun, Salim mengatakan tidak semua buruh bisa dibilang miskin, sebab dia menambahkan sebagian buruh bisa berinteraksi dengan bank, maksudnya seperti kredit rumah atau kendaraan bermotor.
Kemampuan buruh yang bisa melakukan transaksi dengan bank, dianggap Salim sebagai buruh pada kelas menengah. Menurut dia yang menjadi prioritas Kementerian Sosial adalah para buruh di daerah terpencil yang benar-benar miskin dengan penghasilan sangat rendah.
Untuk masalah buruh saat ini, Salim mengajak semua pihak untuk saling bekerja sama. Terutama, kata dia, perusahaan harus memberikan jaminan kesejahteraan sosial yang layak bagi pekerjanya. Namun, menurut Ketua Serikat Pekerja Nasional, Joko Heriyono, pengusaha atau pemilik perushaan kerap ingkar dengan janji mereka. "Jaminan tenaga kerja adalah hak pekerja dan keluarganya, namun pada kenyataanya tidak didapatkan," kata dia pekan lalu.
JOKO SEDAYU
Topik terhangat:
Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional
Baca juga:
Begini Cara Mengetahui Keberadaan Susno Duadji
May Day, Ini 7 Tuntutan Buruh
Ayu Azhari Sering Ketemu Ahmad Fathanah
Kadin Pecat Pengusaha Oesman Sapta Odang