TEMPO.CO, Jakarta - Band post-rock asal Islandia Sigur Rós akhirnya tampil pertama kali di hadapan para penggemarnya di Indonesia. Bertempat di Istora Senayan Jakarta pada Jumat 10 Mei 2013, band beranggotakan Jónsi Birgisson (vokal dan gitar), Orri Páll Dýrason (drum) dan Georg Holm (bass) berhasil memanjakan mata dan telinga para penggemar yang sudah lama menantikan konser mereka.
Meski sempat telat satu jam dari jadwal, namun Sigur Rós mampu melunasi janji mereka dengan menyajikan pertunjukan yang spektakuler. Dimanjakan dengan tata lampu dan sound juara, gemuruh tepuk tangan penonton tak henti henti memuji penampilan band yang dibentuk pada 1994 itu.
Seisi Istora Senayan dibuat 'merinding' oleh suara falsetto merdu dan permainan gitar yang digesek dengan busur biola khas sang vokalis Jónsi, dikombinasikan dengan visual art sebagai latar panggung yang menambah unsur magis konser tersebut.
Selama dua jam Sigur Rós membawakan lagu-lagu andalan, baik dari album lama seperti "Ný batterí", "Svefn g Englar", "Sæglópur" "Hoppipola", hingga "Brennisteinn" yang diambil dari album terbaru. Meski lagu mereka dilantunkan dalam bahasa Vonlenska, penonton tetap bersemangat untuk bersenandung dan membuat koor di lagu "Olsen Olsen" sampai Jónsi mengatakan "thank you very much!"
Konser ditutup dengan manis setelah sebelumnya para personel Sigur Rós satu-persatu meninggalkan panggung, seakan konser telah usai. Ritual encore yang dipahami penonton dengan teriakan "we want more!" itu membuat mereka kembali ke atas panggung membawakan "Glosoli" dan "Popplagið" sebagai lagu penutup.
Dalam website resmi mereka, konser bertajuk "Sigur Rós World Tour" ini menjanjikan daftar lagu, konsep acara dan materi baru yang berbeda dengan tur di tahun sebelumnya. Sigur Rós World Tour ini merupakan rangkaian tur mereka ke beberapa negara di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Setelah Indonesia, Sigur Ros akan melanjutkan turnya di Asia yakni ke Jepang, Korea Selatan dan Cina.
FARDHANI RAMADHANA
Terhangat:
Teroris | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca juga:
Ahok Kembali Tegaskan Konsep Jakarta Smart City
Kampung Deret Pertama Jokowi Ada di Petogogan
Ahok: Komnas HAM Tidak Paham Keadilan
Ahok: Pemprov Tak Perlu Datang ke Komnas HAM