TEMPO.CO, California - Cuaca seringkali sulit diprediksi dan semakin tidak menentu. Sebuah perusahaan analisis cuaca, EarthRisk Technologies, telah mengembangkan cara baru untuk memprediksi cuaca ekstrim.
Cara itu mengidentifikasi pola cuaca berdasarkan data selama 60 tahun dan lebih dari 82 triliun kalkulasi. Lalu pola cuaca itu dibandingkan dengan kondisi sekarang dan menggunakan analisis prediktif untuk memprediksi cuaca lebih dari 40 hari ke depan.
Teknologi itu diperoleh dari penelitian di University of California di San Diego's Scripps Institution of Oceanography. CEO John Plavan mengatakan, standar yang lama untuk prediksi cuaca dibangun dengan model prakiraan subjektif yang tidak akurat lagi setelah sepekan.
"Ratusan dari ribuan variabel atmosfer berubah secara konstan. Model prediksi yang lama tidak cukup kuat untuk mempredisi variabel tersebut," kata Plavan dalam suatu wawancara eksklusif dengan situs VentureBeat. "Jika ada perubahan terhadap suatu kondisi, seluruhnya menjadi rusak. Kami menggunakan hubungan statistik untuk memprediksi hasil akhir. Teknik ini bukan subjek untuk masalah yang sama," kata Plavan.
EarthRisk telah mengumpulkan data dari pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. Selain itu, EarthRisk juga mengumpulkan data pengamatan dari ribuan ilmuwan dan peneliti yang bekerja di bidangnya dan database-nya diperbarui tiap hari.
Mesin EarthRisk mencari korelasi dan pola "signifikansi statistik" dan menghasilkan kemungkinan prakiraan cuaca berdasarkan informasi tersebut. Sistem ini menggunakan data yang lalu untuk memprediksi cuaca yang akan datang. "Perusahaan layanan umum dan produsen energi yang paling terkena dampak dari perubahan temperatur yang drastis dan menghabiskan ratusan juta dolar untuk berusaha memprediksi cuaca," ujar Plavan.
Plavan menambahkan, "Jika mereka tahu akan ada cuaca dingin yang ekstrim sebulan dari sekarang, mereka bisa menggunakan data itu untuk membuat keputusan dan perusahaan itu akan berupaya untuk mengurangi kerugian."
VENTUREBEAT | APRILIANI GITA FITRIA
Berita lainnya:
BlackBerry Messenger Hadir di Android dan IOS
Q5, BlackBerry Baru untuk Anak Muda
Google Tawarkan Penyimpanan Terpadu 15 GB
Astronot Chris Hadfield Kembali ke Bumi