TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal menyatakan penghargaan World Statesman Award kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bukanlah sesuatu yang luar biasa. "Saya tidak melihat penghargaan ini sebagai suatu yang terlalu luar biasa atau mengagetkan," kata Dino dalam keterangan tertulis, Senin 20 Mei 2013.
Penghargaan World Statesman Award dianugerahkan oleh Appeal for Conscience Foundation (ACF), suatu yayasan antar-agama di Amerika Serikat. Rencananya Presiden SBY akan menerima penghargaan itu pada akhir bulan ini.
Baca Juga:
Ketidakistimewaan penghargaan itu, menurut Dino, karena ini merupakan kesekian kalinya Presiden SBY menerima penghargaan internasional. Sebelumnya Presiden SBY pernah memperoleh penghargaan dari UNEP, ILO, World Movement for Democracy, US-ASEAN Business Council, WWF/WRI/TNC, dan lainnya. "Meskipun demikian, ini tetap menjadi suatu kehormatan," katanya.
Dino menambahkan, penghargaan World Statesman Award dari ACF menjadi kredit untuk bangsa Indonesia. Alasannya, dalam satu dekade terakhir, profil Indonesia di dunia internasional sudah jauh berubah.
Reputasi Indonesia dulu sebagai negara terpuruk -kata Tom Friedman, "messy state", telah berubah menjadi negara yang disegani: sebagai anggota G-20; "major democracy", "emerging economy", "pivotal state", "next Asian giant", "environmental power"; dan lain sebagainya. "Jangan sampai kita seperti bangsa yang bingung, terpuruk marah, sukses kesal," ujar Dino.
Sebelumnya diberitakan Romo Franz Magnis Suseno menyampaikan protes atas rencana pemberian penghargaan negarawan dunia 2013 atau "World Statesman Award" kepada Presiden SBY. Direktur Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara itu keberatan jika Presiden SBY disebut berjasa memajukan toleransi karena nyatanya, menurut dia, hampir 10 tahun toleransi keagamaan di Indonesia berkurang.
RINI K
Topik terhangat:
PKS Vs KPK | E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Sopir Fathanah Mengaku Serahkan Duit kepada Luthfi
Peneliti Remaja Indonesia Borong 3 Medali Emas
Nyalon DPD, Istri Roy Suryo Saingi Ratu Hemas?