TEMPO.CO , Denpasar:Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) yang akan digelar bulan Oktober nanti mengumumkan 16 penulis terpilih yang lolos mengikuti tahapan seleksi. Mereka diseleksi dari 647 penulis yang mengirimkan karya-karyanya.
Direktur festival UWRF Janet De Neefe menyebut, peserta seleksi berasal dari 120 kota di Indonesia dan terdiri dari 344 penulis pria dan 303 penulis perempuan. "Mereka akan diundang dan disponsori untuk tampil pada UWRF ke-10 yang akan berlangsung 11-15 Oktober di Ubud," jelasnya, Rabu 29 Mei 2013 di Denpasar. Ini merupakan perwujudan komitmen UWRF untuk mendorong dan mempromosikan penulis Indonesia ke kancah global.
Mereka adalah Adek Risma Dedees (Bengkulu), Alek Subairi (Surabaya), Astri Apriyani (Jakarta), Bayu Maitra (Jakarta), Bernard Batubara (Pontianak), Dea Anugrah (Bangka), Emil Amir (Makassar), Jun Nizami (Tasikmalaya), Frischa Aswarini (Denpasar), Fitrawan Umar (Sulawesi Selatan), Gusrianto (Padang), Ilham Q Moehiddin (Kendari), Ramayda Akmal (Yogyakarta), Mario F Lawi (Kupang), Skylashtar Maryam (Bandung), dan Tosca Santoso (Jakarta).
Secara spesifik, mereka terdiri dari lima penyair, tujuh penulis cerita pendek (cerpen), dua penulis novel, satu penulis essai dan satu penulis karya jurnalistik.Lima di antaranya merupakan penulis perempuan, sedangkan 11 merupakan penulis pria.
Jumlah peserta seleksi, menurut Manajer Pengembangan Komunitas UWRF, Kadek Purnami meningkat tajam."Tahun lalu yang mengikuti seleksi 279 penulis, sedangkan pada 2011 yang mengikuti seleksi hanya 235 penulis,"ujarnya.
Proses seleksi akhir dilaksanakan oleh Dewan Kurator yang terdiri dari sastrawan sepuh Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, akademisi Prof. Dr. Nyoman Darma Putra, serta penyanyi merangkap novelis Dewi 'Dee'Lestari. "Dari segi bentuk kebanyakan karya-karya mereka memang bersifat konvensional banyak mengambil gaya realis, namun isi dan struktur naratifnya banyak yang memukau," kata Kadek.
Dewi Lestari menjelaskan, sejumlah kriteria yang digunakan para anggota Dewan Kurator dalam menilai karya-karya yang masuk. Pertama, kematangan berbahasa. Kedua, kematangan membangun cerita atau narasi. Ketiga, keunikan tema dan konteks. "Kami menemukan penulis-penulis yang sudah sedemikian cemerlang hingga mereka bisa mencuat dengan cukup mudah di antara ratusan naskah yang kami baca," ujarnya.
ROFIQI HASAN
Topik Terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh KJS | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Berita Terpopuler:
KPK: Hilmi Punya Banyak Informasi Soal Luthfi
Daftar Pemenang Indonesian Movie Award 2013
Ini 21 Pemain Timnas Lawan Belanda