TEMPO.CO, Surakarta-Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kacung Marijan, prihatin dengan kondisi studio rekaman Lokananta, yang tidak terurus.
Padahal Lokananta memiliki warisan musik luar biasa. “Saya punya cita-cita mendirikan museum musik di Indonesia. Salah satu alternatif lokasinya, di Lokananta,” kata Kacung, di Surakarta, Minggu (23/6). Dia menilai, pendirian museum musik di Lokananta sebagai salah satu upaya melestarikan keberadaan Lokananta.
Soal pilihan mendirikan museum musik, dia mengatakan Indonesia memiliki karya musik yang luar biasa, misalnya musik etnik. Selain itu, ada beragam alat musik dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Kami memilih Lokananta sebagai salah satu calon lokasi, karena punya area lumayan luas dan tempat bersejarah dari industri musik Indonesia,” katanya seraya berharap, museum musik di Lokananta bisa menjadi ikon baru Surakarta.
Dengan kekayaan musik itu, dia menilai, sangat disayangkan jika Indonesia tidak punya museum musik. “Kita punya karya musik yang luar biasa. Masa tidak ada museum musik,” ujarnya. Rencananya tidak hanya alat musik yang dipajang, karena khawatir sekadar menjadi benda mati dan tidak menarik pengunjung. Tapi dia menginginkan, ada semacam jalan cerita dari perkembangan musik dan alat musik di Indonesia.
Mengingat Lokananta di bawah Perum Percetakan Negara Republik Indonesia, dia akan membicarakan usulan itu dengan PNRI. Termasuk memperjelas status kelembagaan Lokananta yang notabene lebih dekat dengan Kebudayaan. “Kami akan bicarakan dengan PNRI dulu,” tuturnya.
Kepala Perum PNRI Cabang Lokananta Surakarta, Pendi Haryadi, mengatakan luas lahan di Lokananta memadai untuk pendirian museum musik. “Luas lahan kami 21.500 meter persegi,” kata dia, di kesempatan yang sama.
Dia menyambut baik rencana atau usulan itu, sebab agar Lokananta lebih diperhatikan pemerintah pusat. Selama ini, Lokananta menyewakan lahan untuk kegiatan komersial, untuk membiayai operasional. Selain itu menjual kaset dan VCD kepada masyarakat.
Lokananta berdiri sejak 1956 dan memiliki 5.200 koleksi lagu yang terawat baik. “Kami masih punya koleksi piringan hitam. Tapi sekarang mulai digitalisasi,” ujarnya. UKKY PRIMARTANTYO