TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah warga di RT 19 RW 17, sisi barat Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara yang tengah ditertibkan hari ini, Kamis 22 Agustus 2013, mengatakan bahwa keributan di awal-awal penertiban adalah hal yang disengaja sejumlah oknum warga sendiri.
Sebelumnya, sejumlah warga memang sempat menghalangi penertiban dengan menutup akses masuk petugas ke permukiman. Sambil membawa bambu runcing, mereka menaruh kayu, ban, batu, serta seng di jalan masuk. Mereka juga berkali-kali hendak menyerang aparat.
"Sebenarnya 90 persen warga sini nggak mau buat ribut, sudah pada mau pindah. Ya, hanya 10 persenlah yang berhubungan dengan kawasan ini yang mau buat ribut,"ujar salah satu warga bernama Arifin (63).
Meski mengatakan, ada oknum yang hendak membuat ribut, Arifin enggan menyebutkan nama. Ia hanya berkata bahwa pada dasarnya warga di sana mau ditertibkan. "Beberapa juga sudah dapat uang ganti rugi untuk pindah,"ujar pria asal Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan, yang mengaku akan pindah sementara ke sebuah rumah kontrakan di Muara Baru, sisi timur Waduk Pluit.
"Karena rusun yang di Muara Baru belum siap. Kalau sudah siap, saya pindah ke rusun sana,"ujarnya menjelaskan. Ketua RT 19 Sahroni mengatakan hal senada. Ia berkata, sejumlah warga di tempat tinggalnya sebenarnya sudah mau pindah ke rusun dan tidak ingin membuat keributan.
Namun, menurutnya, karena pasukan penertiban terkesan membabi buta, warga jadi takut dan akhirnya malah melakukan perlawanan ketika ditertibkan. "Kalau baik-baik seperti pas penertiban tempatnya Teddy, seharusnya gak ramai," ujarnya menjelaskan.
Lebih lanjut, Sahroni menambahkan bahwa dari 68 rumah yang ada, 10 rumah sebenarnya sudah kosong (ditinggalkan warganya pindah) kemarin. Namun, belum dirobohkan sehingga baru hari ini akan diratakan dengan mesin backhoe.
Secara terpisah, Koordinator Normalisasi Pasca Bencana Waduk Pluit Heryanto mengakui bahwa masih ada warga-warga yang bersikeras menolak untuk ditertibkan. Mereka adalah pemilik sejumlah kontrakan di sisi barat Waduk Pluit bernama Budi, Gemblong, dan Karma.
"Mereka itu ngakunya punya PBB tapi PBB kan bukan surat keterangan kepemilikan tanah. Tanah ini punya Pemprov DKI Jakarta. Mereka sudah kami beri peringatan, tapi tak menggubris, jadi kami tertibkan,"ujar Heryanto menegaskan.
Berdasarkan pantauan, penertiban permukiman di sisi barat Waduk Pluit masih berlangsung hingga saat ini. Beberapa rumah tampak sudah rata dirobohkan dengan dua backhoe di lokasi.
Sementara itu, jalan-jalan di dalam permukiman dipenuhi perabotan milik warga yang ditertibkan. Ada piring, lemari, kulkas, kasur, sofa, tv, dan sebagainya yang nanti akan diangkut dengan truk atau bus.
Beberapa warga juga tampak masih berbenah di rumah masing masing yang belum dirubuhkan. Mereka dibantu oleh aparat Satpol PP yang totalnya 500 orang.
ISTMAN MP
Topik Terhangat:
Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim | Rusuh Mesir | Konvensi Partai Demokrat
Berita Terpopuler:
KPK Tegaskan Bakal Panggil Jero Wacik
KPK: Djoko Susilo Cuma Bisa Jadi Ketua RT
Ahok: Waduk Ria-rio Dibongkar Akhir Bulan
Rombongan Bus Giri Indah Habis Gelar Puasa Easter
Moeldoko Dipuji Hanura, `Siapa Dulu Dong Gurunya`