TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan meniru gaya pengelolaan keuangan yang dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani. Basuki yang biasa disapa Ahok mengatakan, Risma memiliki strategi khusus untuk memangkas anggaran yang tidak berguna.
"Jadi Bu Risma buat sistem di mana setiap dinas yang mengusulkan anggaran bisa dikunci, mana yang boleh mana yang tidak," kata Basuki di Balai Kota, Selasa, 10 September 2013. Misalnya, anggaran untuk biaya konsultasi yang menurut Basuki kadang di luar nalar.
Dalam sistem tersebut, Basuki menerangkan, Risma sudah mengunci bahwa jika ada biaya konsultasi yang besarannya di luar wajar tidak bisa dimasukan. Kemudian belanja keperluan alat tulis kantor, yang juga bisa dibatasi.
Basuki mengacungi jempol atas terobosan Risma, karena jika dibandingkan sistem yang ada saat ini lebih ampuh. Saat ini pengecekan anggaran masih dilakukan secara manual. "Saya dan Pak Gubernur lembur sampai malam ngecek satu-satu, terus coret yang tidak butuh," ujarnya.
Sayangnya, Basuki mengatakan, masih ada satu dua dinas yang bobol dengan memasukkan lagi anggaran yang dicoret. Saat ditanya maksudnya kenapa bisa masuk lagi, menurut Basuki, mereka banyak mengelak dengan alasan butuh mendesak atau pura-pura tidak tahu.
Sistem ini mulai diterapkan saat pengusulan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014. Hanya Ahok dan Jokowi yang bisa mengakses, sehingga orang lain tidak bisa mengotak-atik anggaran.
SYAILENDRA
Topik Terhangat
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Jokowi Capres? | Miss World | Penerimaan CPNS | Krisis Tahu-Tempe
Berita Terkait
Penjelasan Solusi Macet Jokowi ke Pimpinan DPRD
Poster Anggaran Jokowi-Ahok Sudah Terpasang
Apa 2 Perintah Jokowi untuk Dirut MRT Baru?