TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva mengatakan, lembaganya siap membantu Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membongkar kasus rasuah yang melibatkan lembaga tinggi negara itu. "Kami percaya penuh dan mendukung KPK," kata Hamdan saat ditemui Tempo di ruang kantornya, Jumat, 4 Oktober 2013.
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad meyakini Akil Mochtar bukan satu-satunya hakim konstitusi yang menjadi target penyuapan, dalam kaitannya dengan pengaturan putusan sengketa hasil pemilihan kepala daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah; dan Lebak, Banten. "KPK berkeyakinan korupsi dilakukan dengan cara bersama-sama. Ada aktor lain yang diduga berperan," kata Abraham.
Hamdan mengaku tidak tahu soal adanya keterlibatan hakim-hakim konstitusi lainnya dalam praktek suap-menyuap. Dia juga mengaku tidak mencurigai hakim lain. "Kami saling sadar diri saja," katanya.
Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ditangkap penyidik KPK pada Rabu malam lalu, 3 Oktober 2013. Saat itu, ditangkap pula anggota DPR dari Golkar, Chairun Nisa, dan seorang pengusaha, Cornelis Nalau. Akil kedapatan menerima suap dari Cornelis agar Mahkamah menguatkan kemenangan calon inkumben Hambit Bintih dalam kasus sengketa pilkada Gunung Mas. Malam itu, Hambit juga ditangkap.
ALI AKHMAD
Topik Terhangat:
Ketua MK Ditangkap | Amerika Shutdown | Pembunuhan Holly Angela | Edsus Lekra | Info Haji
Berita Terpopuler:
Penangkapan Akil, Penguntit KPK Tak Tidur Dua Hari
Ini Obrolan Terakhir Akil Sebelum Ditangkap KPK
Sehari Sebelum Ditangkap, Akil `Curhat` Soal Tempo
Kronologi Lengkap Penangkapan Akil Mochtar
Penangkapan Akil Mochtar Dimuat di Seluruh Dunia