TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan akan menerbitkan surat utang saving bond pada 2014. Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan, penerbitan surat utang tersebut juga ditujukan untuk individu dan tidak bisa diperdagangkan.
"Kalau retail kan bisa diperdagangkan. Dia harus hold sampai jatuh tempo. Tapi mungkin nanti tenornya akan kami atur sedemikian rupa agar tidak terlalu panjang. Kayak tabungan, ini perluasan dari retail," kata Robert di kantor Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Rabu, 27 November 2013.
Rencananya, penerbitan surat utang tersebut akan diterbitkan pada semester pertama 2014. Jumlah pagu indikatif yang akan ditarwakan pada penjualan perdana tersebut sebesar Rp 2,5 triliun. Selain menerbitkan saving bond, pemerintah juga akan menerbitkan global bond issuance under GMTN dengan denominasi euro dan unguaranted samurai bond issuance.
Sedangkan untuk penambahan likuiditas Surat Utang Negara, pemerintah juga akan menerbitkan debt switch many to many, staple bond, global bond liability management, dan reopening SPN. Robert tak mau memastikan kapan surat utang tersebut akan diterbitkan. "Itu rahasia. Nanti kalau sudah, baru (diumumkan)," katanya.
Berdasarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (gross) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) hingga 26 November 2013, yang sudah terealisasi sebesar Rp 318,6 triliun dari target Rp 326,9 triliun. Sementara pada 2014, penerbitan SBN (gross) ditargetkan sebesar Rp 362 triliun.
Robert mengaku yakin penerbitan bisa mencapai 100 persen sesuai target. Dia mengatakan lelang terakhir akan dilakukan pada 3 Desember 2013. Dia mengatakan target indikatif dalam lelang tersebut sebesar Rp 4 triliun. "Kekurangannnya mudah-mudahan terpenuhi," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA