TEMPO.CO, Jakarta - Alrisa Maghfirah, 16 tahun, satu dari tujuh korban yang tewas dalam kecelakaan kereta Bintaro, Jakarta Selatan, sempat menulis status di akun Facebook ketika menumpangi KRL Serpong-Tanah Abang. Pada hari nahas itu, siswi kelas X SMK Bina Pangudi Luhur, Matraman, Jakarta Timur, tersebut berangkat ke sekolahnya.
"Icha (panggilan Alrisa) sempat nulis status: 'Duh keretanya mogok lagi, gw bisa telat nyampe sekolah nih', pada Senin siang itu," kata Hendi, 17 tahun, yang merupakan kekasih Alrisa.
Hendi juga sempat menghubungi Alrisa sebelum kecelakaan itu terjadi. "Saya langsung tanya melalui SMS. Dia jawab sudah di perjalanan, di kereta," ujarnya. Tak disangka, pesan pendek itu menjadi komunikasi terakhir Hendi dengan Alrisa.
Jenazah Alrisa telah dibawa pulang ke rumah duka di Jombang, Tangerang Selatan, pada Selasa petang kemarin. Rencananya, Alrisa akan dimakamkan di tempat pemakaman Jombang, hari ini.
Ayah Alrisa, Didi Akmaludin, 42 tahun, sempat histeris saat melihat jenazah anaknya yang sudah hangus terbakar. "Ya Allah, kenapa anak saya jadi begini," kata Didi saat keluar dari kamar jenazah RS Polri, Selasa lalu.
Didi masih mengenali jenazah tersebut sebagai anaknya. Dia masih ingat ciri fisik Alrisa. "Kami masih mengenali giginya, itu anak saya. Ya, Allah," ujarnya menangis sambil dibopong keluarga lainnya.
Empat jenazah lainnya, yakni Darman Prasetyo, 25 tahun, masinis; Sofyan Hadi; Agus Suroto (24), asisten masinis; dan Rosa Kesauliya (73), penumpang, juga telah dibawa pulang keluarga dari RS Polri. Namun, sebelum dibawa ke rumah duka, ketiga pegawai PT KAI itu dibawa ke Stasiun Gambir untuk upacara penghormatan. Pesan muram juga ditulis korban Bintaro lainnya, Natalia Naibaho.
AFRILIA SURYANIS
Berita Terpopuler :
Menangis, Dirut Pertamina Besuk Korban Kereta
Jalur Layang Kereta Dibangun 2014
Pertamina Serahkan Penyelidikan ke Polisi
Pertamina Tunggu Hasil Investigasi KNKT
Bandara Adi Soemarmo Masih Rugi Rp 20 Miliar