TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Selasa, 28 Januari 2014, Dewan Perwakilan Rakyat menggelar rapat paripurna ke-17 dengan agenda laporan Komisi Energi atas pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Kebijakan Energi Nasional. Namun rapat paripurna ini dihujani interupsi dari peserta rapat, sehingga memicu kericuhan.
Rapat yang dihadiri 312 orang anggota Dewan ini awalnya berjalan lancar. Rapat dimulai pada pukul 11.00 WIB. Interupsi mulai bermunculan ketika Ketua Komisi Energi Sutan Bhatoegana membacakan hasil pembahasan rancangan beleid tersebut.
Interupsi pertama datang dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Anggota Dewan dari Fraksi PDIP, Dolfie Dondokambey, menanyakan pasal dalam RPP yang memuat frasa "keuntungan bagi negara". Ia menilai terminologi dari pemilihan kata tersebut tidak jelas merujuk pada apa.
"Selama ini kalau kaitannya dengan negara dan kebijakan nasional, ya, dijelaskan sebagai penerimaan negara atau peningkatan penerimaan negara. Ada dasarnya ke Undang-Undang Keuangan Negara," ujarnya
Dolfie menyarankan agar kata "keuntungan" tersebut bisa diganti dengan penjelasan soal penerimaan negara. Ia khawatir keuntungan pada pasal tersebut merujuk pada pihak swasta.
Sutan Bhatoegana tak memberi penjelasan yang tegas mengenai masalah ini. Ia justru mengelak dengan menuduh para anggota Dewan ingin membongkar-bongkar lagi pembahasan yang sudah dilakukan di Komisi Energi. "Seharusnya kawan-kawan yang mempertanyakan minta penjelasan dari rekan fraksinya di Komisi VII," ujar dia.
Karena dianggap tak memberi jawaban yang memuaskan, sidang paripurna yang dipimpin oleh Sohibul Imam memutuskan agar pemerintah, anggota fraksi, dan Komisi Energi melakukan lobi. "Sementara rapat diskors selama lima menit untuk lobi-lobi," ujar Sohibul.
Pantauan Tempo, lobi awalnya dilakukan di mimbar sidang. Namun lima menit berlalu, terjadi keributan. Bahkan, pemerintah yang diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik terlihat berteriak-teriak. Tak begitu jelas ia membicarakan apa. Yang terdengar hanya kata-kata pengusaha dan keuntungan negara. Saat ini lobi dilanjutkan di ruang tertutup.
AYU PRIMA SANDI