TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Jepang akan melakukan studi kelayakan proyek kereta supercepat (high speed railway project) Jakarta-Bandung. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional Dedy S. Priyatna mengatakan studi dilakukan mulai Selasa, 28 Januari 2014, hingga dua tahun ke depan dalam dua tahap.
"Seharusnya satu tahap. Tapi, karena ada pergantian presiden di tahun ini, maka akan dilakukan dua tahap studi kelayakan," kata Dedy di Jakarta hari ini. Ia mengatakan proses studi ini di bawah koordinasi Kementerian Perekonomian, dan akan menggunakan dana hibah pemerintah Jepang sebesar US$ 15 juta. Beberapa instansi terlibat proyek ini, yaitu Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Jalur kereta api supercepat Jakarta-Bandung nantinya dibangun sepanjang 133 kilometer. Rencananya, kerja sama pemerintah Indonesia-Jepang ini akan berkembang menjadi rencana jangka panjang. Antara lain proyek kereta api supercepat Jakarta-Surabaya.
Tahap pertama studi kelayakan jalur Jakarta-Bandung akan dilakukan Januari-Juni 2014. Pada fase awal akan dibahas desain standar pembangunan. Tahap kedua, setelah presiden baru terpilih, akan dilanjutkan pada Juni 2014 hingga Maret 2015.
Proyek ini diperkirakan menelan Rp 56 triliun dengan jangka waktu pembangunan tujuh tahun. Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati kereta api supercepat Shinkansen kira-kira tahun 2020.
Stasiun kereta supercepat akan berlokasi di sekitar Dukuh Atas, Jakarta Pusat, dan kawasan Gedebage, Bandung. Stasiun akan dibangun di bawah tanah untuk mengatasi kepadatan bangunan dan struktur lain.
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler
Kasir Ratu Atut Digeledah, 6 Mobilnya Dibongkar
Daftar 14 Kendaraan Adik Ratu Atut yang Disita KPK
Mengapa Davos Penting bagi Jokowi?
Banjir, Jokowi Pilih Mangkir dari Forum Davos
Ini Sebab Polisi Duga Bos Tata Motors Bunuh Diri
Bupati Bogor: Pak Jokowi, Tak Selalu Uang dan Uang
Jokowi Tuai Kritik karena Absen di Davos
Mobil Mewah Adik Ratu Atut Dikembalikan ke Dealer
Geledah Rumah, KPK Sewa Ahli Kunci