TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan hampir separuh pemilih tak mengenal calon anggota legislatif yang akan duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat. "Banyak di antara mereka yang tak kenal caleg yang mewakili daerah pemilihannya," kata peneliti Indikator, Dodi Ambardi, saat dihubungi Tempo, Kamis malam, 20 Maret 2014.
Dari hasil survei yang dilakukan pada 28 Februari-10 Maret 2014 itu, kata dia, 48,7 persen responden mengaku tak mengenal para caleg tersebut. Sebanyak 40,5 persen lainnya hanya mengenal sebagian kandidat. Hanya 5,5 persen saja yang mengaku tahu atau mengenal sebagian besar kandidat dan 1,2 persen yang menyatakan tahu atau mengenal semua caleg. (Baca: ICW Temukan Caleg Suap Penyelenggara Pemilu).
Menurut Dodi, hal itu bisa terjadi lantaran para caleg kurang melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan pemilih malas mencari tahu. Komisi Pemilihan Umum pun tak memberi informasi cukup soal data mereka. Caleg harusnya lebih aktif mengkampanyekan diri. KPU yang memiliki biodata mereka disarankan bisa membukanya ke publik. "Tapi, rupanya KPU tak jalankan itu." (Baca: Caleg yang Baik Belum Tentu Dipilih, Uang Berkuasa).
Survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka 2.050 responden yang telah memiliki hak pilih. Margin of error kurang lebih 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Tak hanya soal mengenal, para responden itu pun dimintai alasannya memilih para caleg. Hasilnya, dari 85,2 persen responden telah memilih pada Pemilu 2009. (Baca: PPATK Deteksi Peningkatan Politik Uang Caleg).
Dari jumlah itu, sekitar 38 persen di antaranya memilih dengan mengutamakan partai. Sedangkan 48,8 persen lainnya mengutamakan kandidat atau caleg. Sisanya, 12,5 persen, menolak menjawab. Dari jumlah pemilih berpengalaman tersebut, sebanyak 47,2 persen responden mengatakan calon yang dipilihnya menang dalam Pemilu 2009.
NUR ALFIYAH