TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh mengatakan para tokoh partai di Indonesia mabuk dengan pencitraan demi pencitraan. "Semua orang memprioritaskan bagaimana mendapatkan opini positif, apapun caranya," kata Surya di Hotel JW Marriott, Surabaya, Minggu, 30 Maret 2014. (Baca: SBY Dianggap Jago Pencitraan, Jokowi Pekerja Keras)
Menurut Surya, itulah yang menyebabkan Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara maju. Kata dia, beermodal pencitraan, para tokoh itu menganggap sudah bisa menyelesaikan separuh etape perjuangan. Hanya saja, penggiringan opini positif itu bukan didasarkan pada perbuatan si tokoh yang sebenarnya.
Ia juga menyinggung soal para tokoh partai politik yang saling sikut dan menghujat. "Itu nggak positif. Bagaimana membangun negara ini dengan problem yang begini besar, tapi kita sikut-menyikut," katanya.
NasDem, kata Surya, tidak menaruh horman dengan strategi saling menghujat yang dilakukan partai politik dalam kampanye. "Kalau ada yang tidak sempurna, pin-pin bod, pintar-pintar bodoh, ya kita maafin saja. Tapi tak ada niat untuk saling menjatuhkan," katanya.
Menurut Surya, NasDem ingin mengajak partai politik untuk berkompetisi tanpa saling menjatuhkan. Para tokoh partai juga seharusnya memberikan teladan dengan ikut memberikan pendidikan politik.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Baca juga:
Wajah Tirus Aurel, Ini Kata Pakar
Ada Lelucon Tender BUMN di Ketoprak Dahlan Iskan
Spanduk 'Moyes Out' Terbang di Langit Old Trafford
4 Perwira Pengeroyok Dokter TNI AU Jadi Tersangka
Ketoprak BUMN, Dahlan Iskan Disindir Soal Pemilu