TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golongan Karya tak ambil pusing dengan sikap Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tanjung yang menyatakan keinginannya maju sebagai calon wakil presiden. Golkar menyatakan keputusan untuk menetapkan calon presiden dan wakil presiden seharusnya dilakukan melalui mekanisme di internal partai.
"Tidak ada keputusan di luar mekanisme partai," kata Idrus saat ditemui di kantor Golkar, Jakarta, Selasa, 8 April 2014. Menurut Idrus, selain penetapan calon presiden, penentuan untuk berkoalisi juga ditentukan melalui mekanisme internal. "Kalau ada di luar itu, saya tidak tahu," katanya.
Idrus menuturkan tak perlu menanggapi keinginan Akbar Tandjung sebagai calon wakil presiden. Dia justru menantang Akbar untuk mendaftarkan keinginannya itu ke Partai Golkar. Menurut Idrus, partainya akan menindaklanjuti keinginan Akbar sesuai dengan mekanisme partai. "Pernyataan Bang Akbar kami anggap sebagai pendaftaran, silakan," ujarnya.
Sebelumnya, Akbar Tandjung mengatakan akan lebih proaktif mendekati partai lain guna menjajaki kemungkinan dirinya menjadi calon wakil presiden. Dia mengatakan penjajakan akan dilakukan kepada partai-partai yang dia nilai memiliki kans untuk menjadikannya calon wakil presiden.
Akbar mengatakan kesiapannya menjadi calon wakil presiden tak mengganggu konsolidasi yang dilakukan partainya. Akbar beralasan, dia sudah menjalankan tugasnya untuk memenangkan Golkar dalam sejumlah kampanye di berbagai daerah. Menurut dia, kunjungan ke daerah merupakan semangat untuk memperkuat institusi partai. "Soal pemilu presiden adalah hal lain," katanya.
Akbar mengakui sulit menjadi calon wakil presiden dari Golkar. Alasannya, sejumlah nama sudah disebut sebagai bakal pendamping Aburizal Bakrie. Misalnya, Pramono Edhie Wibowo, Soekarwo, Khofifah Indah Parawansa, dan Mahfud Md. yang semuanya bukan tokoh Golkar.
WAYAN AGUS PURNOMO
Berita terpopuler:
Anas 'Tabuh Genderang Perang' Lawan SBY
Cara Jokowi Jelaskan Kasus Busway Karatan
Prabowo Bilang Pemimpin Jakarta Penipu, Ahok: Termasuk Saya Dong