TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Survei Indonesia Kruskrido Ambardi menilai rendahnya perolehan suara Partai Hati Nurani Rakyat disebabkan oleh fokus berlebihan partai tersebut pada iklan di media massa. Menurut dia, Hanura terlalu yakin bahwa promosi dan iklan di media, terutama di televisi, akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam perolehan suara. (Baca: Hasil Lengkap Hitung Cepat Pemilu 4 Lembaga Survei)
"Ada kepercayaan media akan memberikan pengaruh yang lebih efektif dan efisien," kata Dodi, demikian dia biasa disapa, saat dihubungi Tempo, Jumat, 11 April 2014.
Pada Pemilihan Umum 2009, kata dia, iklan di televisi--biasa disebut sebagai serangan udara--memang berdampak banyaknya perolehan suara oleh suatu partai. Namun, pada Pemilihan Umum 2014, pemilih lebih suka sentuhan personal lewat mesin partai. "Kepercayaan pada iklan menurun," ujarnya.
Menurut Dodi, iklan Hanura pun tak memiliki brand khusus ataupun tema kampanye yang menarik. Dodi membandingkannya dengan iklan Partai Nasional Demokrat yang mengusung gerakan perubahan dan Gerindra yang menjual isu nasionalisme. "Tak ada yang dijual oleh Hanura," ujarnya. (Baca: 7 Media Ini Dituding Berpihak dan Tendensius).
Pada masa kampanye, Hanura menargetkan minimal 10 persen perolehan suara. Namun berdasarkan hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei, partai yang dipimpin Wiranto--yang diusung sebagai calon presiden oleh Hanura--ini hanya memperoleh suara pada kisaran 5 persen. Pada Pemilu 2009, Hanura memperoleh 3,77 persen.
Padahal calon wakil presiden dari Hanura, Hary Tanoesoedibjo, sudah menggerakkan semua media massa dari Grup MNC miliknya--baik televisi, koran, maupun media online--untuk mempromosikan Hanura. (Baca juga: Karyawan MNC Wajib Hadir Kampanye Hanura Hari Ini? ).
Selain terlalu berfokus pada iklan, Dodi mengatakan, Hanura juga tidak menjalankan mesin partainya dengan baik. Para kader Hanura dinilai kurang antusias dalam merebut hati calon pemilih. "Seperti tak ada yang diperjuangkan," ujarnya. Para calon anggota legislatif dari partai itu juga dinilai kurang dikenal oleh masyarakat. Walhasil, mereka kurang mendorong perolehan suara partai.
NUR ALFIYAH
Berita Terpopuler
Dahlan Sebut Konvensi Demokrat Sudah Tak Relevan
Golput Pemenang Pemilu 2014, Bukan PDIP
Jokowi Seleksi Tiga Nama Cawapres
Suara Gerindra Melambung, Sekjen: Ini Efek Prabowo