TEMPO.CO, Jakarta: Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung membeberkan pandangannya ihwal kegagalan Golkar memenangkan pemilu legislatif 9 April lalu. Menurut Akbar kegagalan itu dipicu oleh Aburizal Bakrie yang tidak fokus memimpin Golkar.
"Saya berpendapat karena tidak fokus, terlalu cepat mencalonkan presiden, sehingga kesannya sosialisasi ke daerah lebih pada posisi calon presiden, seharusnya ketua umum partai," kata Akbar di Jalan Purnawarman 18, Jakarta Selatan, Ahad, 13 April 2014. (Baca: Ngebet Cawapres, Akbar Tandjung Promosikan Diri)
Hasil sigi sejumlah lembaga survei dalam perhitungan cepat pemilu legislatif menempatkan Golkar pada posisi kedua di bawah PDI Perjuangan. Jumlah suara tersebut juga meleset dari target Golkar yang memperkirakan suaranya mencapai 30 persen.
Seharusnya, kata Akbar, Ical berfokus dulu memperkuat institusi Golkar, seperti mengedepankan rekrutmen kader Golkar, merapikan struktur, konsolidasi, serta menjalankan program partai. "Kalau konstitusi partai sudah diyakini kuat, barulah melakukan agenda politik lainnya," ujar dia. (Baca: 3 Skenario Ideal Koalisi Partai Jelang Pilpres)
Namun kenyataannya, permasalahan internal Golkar tidak diselesaikan, kaderisasi tidak berjalan dengan baik, serta pemenuhan aspirasi Golkar daerah tidak dijalankan oleh Golkar pusat. "Yang terjadi konsolidasi partai tidak berjalan sehingga mempangaruhi kinerja kader," kata Akbar.
Akbar pun kembali mendesak internal partainya segera mengevaluasi pencalonan Aburizal sebagai presiden. Ia menganggap kegagalan memenangkan pemilu legislatif harus menjadi bahan pertimbangan mengkaji pencalonan Aburizal sebagai presiden. "Evaluasi perlu karena tidak mencapai target, DPP Golkar harus menjelaskan apa penyebab dan mendiskusikannya lagi."
TRI SUHARMAN