Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Batang Pepaya Jadi Pemenang di Kompetisi Ilmuwan Muda  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Sejumlah pelajar yang ikut dalam ajang International Conference of Young  Scientists tiba di Bandara Seokarno Hatta, Tangerang, Banten, (24/4). Sejumlah pelajar Indonesia ini raih medal emas dalam ajang ini di Serbia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Sejumlah pelajar yang ikut dalam ajang International Conference of Young Scientists tiba di Bandara Seokarno Hatta, Tangerang, Banten, (24/4). Sejumlah pelajar Indonesia ini raih medal emas dalam ajang ini di Serbia. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jocelyn Livia Kusuma tak menyangka riset sederhana tentang batang pepaya membuatnya menang dalam Internasional Conference for Young Scientist (ICYS) ke-21 di Beograd, Serbia, yang berlangsung pada 17-23 April 2014. Risetnya tentang ekstrak batang pepaya untuk mengatasi jamur kentang ternyata berhasil mengalahkan hasil penelitian para peserta lain dalam kompetisi yang diikuti 15 negara itu.

Jocelyn berhasil meraih emas untuk kategori ekologi. Menurut Jocelyn, hasil riset para peserta lain banyak yang bagus. "Juri memilih riset saya karena topiknya menarik, metodologinya sederhana dan tepat," kata Jocelyn yang baru tiba bersama rekan-rekannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis, 24 April 2014.

Jocelyn mendapat ide risetnya itu dara rasa penasaran  tentang bagaimana bisa menghilangkan jamur yang kerap menyerang umbi kentang. Jocelyn melihat banyak orang sudah mengkonsumsi kentang sebagai makanan utama. Namun banyak kentang yang rusak karena diserang jamur Phytophthora infestans. "Kalau sudah kena jamur itu, kentang biasanya rusak dan ukurannya menciut karena nutrisinya habis dihisap oleh jamur," kata Jocelyn yang kini duduk di kelas XI di Sekolah Menengah Atas Santa Laurensia, Tangerang.

Jocelyn mendapat solusi mengatasi serangan jamur kentang dengan memanfaatkan batang pepaya yang kerap dibuang begitu saja setelah ditebang. Dengan melakukan riset selama setahun, Jocelyn berhasil membuat ekstrak dari batang pepaya yang mampu mengatasi pertumbuhan jamur pada kentang. Ekstrak batang pepaya dibuatnya menjadi semacam sabun untuk mencuci kentang-kentang sebelum dikonsumsi. "Bisa juga dipakai untuk mencuci sayuran atau buah lain karena efektif untuk kentang, tapi perlu riset mendalam lagi untuk itu," kata Jocelyn.

Keberhasilannya meraih medali emas di ICYS berbuah manis. Jocelyn yang bercita-cita menjadi ahli nutrisi ini langsung mendapatkan tawaran beasiswa kuliah di Serbia dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana. Namun dia belum memutuskan apakah mengambil beasiswa itu atau tidak. "Masih pikir-pikir dulu karena saya anak tunggal jadi harus bicarakan lagi dengan ayah saya," kata Jocelyn sambil tertawa.

Ayah Jocelyn, Benny Kusuma, merasa bangga anaknya menang dalam kompetisi ilmiah internasional. Menurut dia, Jocelyn baru menekuni riset dalam dua tahun terakhir. "Dia selalu mencari yang unik dan saya senang ternyata hal sederhana yang ditelitinya diakui oleh dunia," kata Benny.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun Universitas Surya yang memfasilitasi keberangkatan tim peneliti remaja ke ICYS 2014 sebenarnya telah menyediakan beasiswa kuliah bagi anggota kontingen. Namun pilihan melanjutkan sekolah menjadi keputusan masing-masing para anggota tim. "Kami memang menyediakan beasiswa tapi mereka yang memilih karena pasti ada tawaran beasiswa dari pihak lain," kata Syailendra Harahap, ketua tim dan dosen fisika di Universitas Surya.

Dalam kompetisi ICYS tahun ini, tim Indonesia yang berisi delapan peneliti remaja berhasil membawa pulang dua medali emas, dua medali perak, dua medali perunggu, satu penghargaan khusus, dan penghargaan poster ilmiah terbaik. Indonesia berhasil mempertahankan tradisi membawa pulang medali emas sejak 2009. Rekor terbanyak Indonesia adalah tujuh medali emas pada 2009. Belum ada negara lain yang berhasil mematahkan rekor Indonesia itu.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA


Topik terhangat:
Hadi Poernomo | Pelecehan Siswa JIS | Kisruh PPP | Jokowi | Prabowo

Berita terpopuler:
Hadi Poernomo: Saya Menikahi Anak 'Wong Sugih'
Jokowi Nangis Gara-gara Jam Tangan
Akuisisi Batal, Dahlan: Saya Seolah Menteri Ngawur 
Pelawak Oni dan Bekas Bupati Aceng ke Senayan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia