TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budiman mengatakan kontribusi pusat belanja terhadap pendapatan asli daerah sangat besar. “Tahun 2013, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapat Rp 3,1 triliun dari perputaran uang di pusat belanja,” katanya saat ditemui dalam acara konferensi pers Festival Jakarta Great Sale 2014 di Plaza Semanggi, Rabu, 21 Mei 2014.
Pendapatan dari aktivitas belanja masyarakat ini, ujar Arie, menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 18 persen. Kenaikan itu didorong oleh anggapan masyarakat bahwa Jakarta merupakan pusat wisata belanja, terlebih lagi komoditas merek papan atas yang tidak dijual di kota lain. “Ini daya tarik Jakarta lewat jumlah pusat belanjanya yang jumlahnya ratusan itu,” tutur Arie.
Menurut Arie, pendapatan provinsi dari pusat belanja tidak saja dari transaksi yang dibelanjakan pengunjung, tapi juga dari pajak parkir di pusat belanja tersebut. “Jadi, pusat belanja memberikan kontribusi dari berbagai sektor, belum lagi jika wisatawan mancanegara yang belanja, sehingga bisa dihitung variabel pajak hotel,” katanya.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, ujar Arie, menargetkan pemasukan Rp 4,5 triliun dari aktivitas belanja masyarakat. Target tersebut, tutur Satria Hamid, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, ialah angka yang wajar. “Bisnis pusat belanja murni mengandalkan momentum, yang pada tahun ini Lebaran dan pilpres berdekatan, sehingga masyarakat bisa menghabiskan uangnya di pusat belanja saat peristiwa itu,” katanya.
RAYMUNDUS RIKANG R.W.
Berita Terpopuler:
Sampoerna Beralih ke Kretek Mesin, CT Anggap Wajar
30 Persen Obat yang Beredar di Asia Tenggara Palsu
Menkop Targetkan 2 Tahun Salip Malaysia di MEA
Siasat Pabrik Rokok Agar Tak Ada PHK