TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah relatif bergerak stabil pada Kamis siang, 12 Juni 2014, sebagai imbas meredanya sentimen pelemahan rupiah.
Tidak adanya data-data perekonomian penting yang dirilis membuat para pelaku pasar hanya bersikap wait and see. Mereka menunggu perkembangan situasi. Hingga pukul 12.00 WIB, kurs rupiah masih diperdagangkan pada level 11.815 per dolar, atau turun tipis 5 poin (0,04 persen) dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan minimnya kehadiran sentimen membuat laju rupiah akhirnya bergerak stabil. Pasalnya, selain pengumuman defisit neraca perdagangan Amerika Serikat yang turun tipis menjadi US$ 130 miliar, menurut dia, memang tak ada data signifikan yang dinantikan pelaku pasar pada hari ini. “Minim data, sentimen pelemahan rupiah akhirnya sedikit mereda,” katanya dalam analisis hariannya.
Rangga berpendapat, pergerakan stabil rupiah juga dipengaruhi oleh ekspektasi akan dipertahankannya suku bunga acuan (BI Rate). Tingkat inflasi bulan Mei yang masih rendah pada level 0,16 persen disinyalir menjadi alasan bank sentral belum akan mengubah BI Rate.
Mayoritas mata uang regional memang tampak stabil dalam perdagangan pada sesi pagi. Sebagian kecil kurs regional bahkan mampu menguat tipis terhadap dolar. Yen dan won, masing-masing bergerak sempit pada kisaran level 102,12 per dolar dan 1.016,39 per dolar. Yuan justru mampu menguat 0,11 persen ke level 6,22 per dolar.
PDAT | MEGEL JEKSON