TEMPO.CO, Semarang - Jumlah relawan yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemilihan presiden 2014 lebih sedikit jika dibanding pada pemilu legislatif lalu. Dalam pemilu legislatif, Badan Pengawas Pemilu Jawa Tengah mengkonsolidasikan 67 ribu relawan.
"Tapi relawan-relawan tersebut sekarang tidak semua bisa aktif. Setelah dilakukan verifikasi, jumlah relawan pilpres hanya 25 ribu orang," kata anggota Bawaslu Jawa Tengah, Teguh Purnomo, dalam acara pengawasan partisipatori pilpres 2014 di Semarang, Selasa, 24 Juni 2014.
Teguh mengaku warga yang menjadi relawan pengawas ini sangat cair. Sebab, syarat-syarat menjadi relawan juga agak longgar. Menurut dia, menjadi relawan pengawas pemilu adalah panggilan hati. Sebab, para relawan tidak diberi gaji. Meski memberi kartu tanda pengenal pengawas, Bawaslu tidak memiliki anggaran untuk biaya operasional dan transportasi para relawan.
Teguh mengakui ada banyak orang yang tadinya menjadi relawan tapi akhirnya berhenti. "Ada yang memang sibuk, ada pula yang malah menjadi tim sukses parpol tertentu," ujar Teguh.
Bawaslu Jawa Tengah mengumpulkan simpul-simpul relawan pada Selasa, 24 Juni 2014. Sebanyak 500 orang diberi perbekalan materi ihwal pengawasan pilpres. Relawan tersebut berasal dari berbagai organisasi masyarakat, mahasiswa, dan lembaga swadaya masyarakat.
Teguh berharap para relawan berperan aktif mengawasi pelaksanaan pilpres. Sebab, pemilihan presiden juga berpotensi terjadi pelanggaran yang bisa mencederai pesta demokrasi.
ROFIUDDIN
Berita lainnya:
SBY Imbau PNS Berzakat Lewat Baznas
AJI: Berita Capres di Tempo dan Kompas Berimbang
Suami Airin Dihukum Terlalu Ringan, KPK Bakal Banding