TEMPO.CO, Yogyakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bantul, Didik Joko Nugroho, mengatakan sebagian logistik pemilu untuk kawasan Bantul sudah mulai dibagikan sejak Ahad pagi, 6 Juli 2014. Logistik pemilu, yang terdiri atas kotak suara, kertas suara, kertas plano penghitung hasil pemilihan dan lainnya, itu dibagikan ke sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Bantul bagian timur.
"Sejak pukul 8.00 pagi kami kirimkan ke sembilan kecamatan," kata Didik, Ahad, 6 Juli 2014.
Didik mengatakan sembilan kecamatan di Bantul timur penerima logistik pemilu itu ialah Dlingo, Imogiri, Banguntapan, Piyungan, Pleret, Kretek, Bambanglipuro, Jetis, dan Pundong. Di sembilan kecamatan itu ada sekitar 1000-an tempat pemungutan suara (TPS) atau separuh dari yang ada di Bantul. "Semua logistik disimpan dulu di sekretariat panitia pemungutan suara (PPS) kelurahan sampai 8 Juli 2014 (Selasa)," katanya.
Menurut Didik, pembagian logistik pemilu di Bantul timur sudah dilakukan sejak Ahad karena mempertimbangkan banyaknya jumlah TPS dan luas wilayahnya serta topografi kawasan yang sebagian berbukit. Logistik lainnya akan dibagikan oleh KPU Bantul ke delapan kecamatan lain di Bantul pada Senin, 7 Juli 2014. "Senin kebutuhan logistik untuk semua TPS yang berjumlah 2.293 akan selesai dibagikan," kata Didik.
Dalam pengiriman logistik ini, belasan kendaraan dipakai oleh KPU Bantul untuk keperluan distribusi. Setiap kendaraan dikawal oleh dua personel kepolisian. "Penjagaan logistik di sekretariat PPS sampai 8 Juli besok dilakukan semua panitia pemilu dan polisi selama 24 jam," katanya.
KPU Bantul, dia menambahkan, sudah menghubungi Kepolisian Resor Bantul agar mengerahkan personel dari unit kepolisian sektor di masing-masing kecamatan untuk ikut melakukan penjagaan. Didik mengatakan jumlah polisi yang terlibat penjagaan di masing-masing kelurahan sesuai dengan kemampuan masing-masing polsek. "Tapi pasti dijaga ketat," katanya.
Didik menambahkan, logistik yang dibagikan untuk semua TPS di Bantul itu menyisakan 792 surat suara yang melebihi kebutuhan di kawasan ini. Total surat suara untuk pemilih di Bantul kali ini mencapai 734.472 lembar. "Kelebihan surat suara akan kami serahkan ke KPUD DIY sehari menjelang pemilu untuk dikembalikan ke KPU pusat," katanya.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Bantul Supardi mengatakan pihaknya mengerahkan semua pengawas di tingkat kabupaten dan kecamatan untuk memantau distribusi logistik ini. Sampai Ahad siang, menurut pantauan dia, mayoritas logistik sudah sampai ke masing-masing kelurahan. "Kami terus patroli memantau penjagaannya," katanya.
Supardi mengatakan, empat hari menjelang pemilihan, pengawas pemilu harus cermat dalam mewaspadai banyaknya potensi pelanggaran. Selain berkaitan dengan penjagaan logistik, dia menambahkan, pengawas harus memantau potensi praktek politik uang pada hari tenang. "Hari tenang ini masa-masa paling rawan," katamya.
Potensi kecurangan lainnya, menurut Supardi, ialah mobilisasi pemilih. Selain itu, ada risiko pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) malah dialihkan ke daftar pemilih khusus. "Makanya kami harus keliling terus," katanya.
Ketersediaan surat suara dan pendamping bagi pemilih dari kalangan difabel dan pasien rumah sakit juga menjadi perhatian pengawas. Untuk pasien rumah sakit di Bantul, kata Supardi, tidak ada TPS khusus. Mereka hanya diberi kesempatan memilih di TPS terdekat. "Ketersediaan surat suara bagi pasien-pasien ini yang nanti kami pantau," katanya.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM