TEMPO.CO, Jakarta - Kader Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah mengaku tak khawatir dengan stigma watak otoriterianisme yang dialamatkan kepada Prabowo Subianto. "Ngapain juga harus takut. Indonesia ini dibangun oleh sistem," ujarnya kepada Tempo, 7 Juli 2014.
Menurut dia, sistem yang dibangun pasca-reformasi tidak mengizinkan kembali pelembagaan sistem otoriterianisme. "Sistem demokrasi di Indonesia itu sudah sangat kuat dan sudah melalui berbagai tahapan. Tapi sistem itu tak akan terbongkar," katanya.
Fahri menilai sosok Prabowo justru tepat untuk kondisi saat ini. "Kalau karakter dia bagus, dia justru akan memperkuat sistem yang ada saat ini. Tak mungkin dan mustahil bagi Prabowo merusak sistem itu. Siapa pun yang ingin kembali ke masa lalu, ia akan tergulung oleh zaman," katanya.
Survei yang dirilis Laboratorium Psikologi Universitas Indonesia (UI) menyatakan gaya kepemimpinan calon presiden Prabowo Subianto cenderung otoriter. Ia pun memiliki motif berkuasa yang tinggi dan tingkat emosinya tidak stabil. Gambaran itu berbanding terbalik dengan watak pesaingnya, Joko Widodo.
Fahri pun menyangkal laporan Allan Nairn, jurnalis lepas asal Amerika, atas pengakuan Prabowo yang menilai Indonesia belum siap menerapkan sistem demokrasi. "Mana mungkin pernyataan belasan tahun lalu dipakai untuk membaca kondisi saat ini," ujarnya.
RIKY FERDIANTO
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Lurah Susan 'Mengurung Diri' Sampai 9 Juli
Prabowo 'Nyerah' di Daerah-daerah Ini
Dihalangi Mencoblos, Ratusan TKI Hongkong Marah