TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad mengatakan saat kericuhan pemilihan presiden di Hong Kong kemarin, dirinya sempat dilempari pembalut wanita oleh dua orang wanita yang memaksa membuka tempat pemungutan suara (TPS). (Baca: Kisruh di Hong Kong, Ini Hasil Penyelidikan Bawaslu)
Mereka, kata Muhammad, juga mengancam akan meneriaki Muhammad adalah orang Prabowo jika TPS tidak dibuka. Lantaran Muhammad diam, kedua wanita tersebut berteriak menyebut Muhammad orang Prabowo. "Kesimpulan saya, mereka sudah tidak logis, tidak sehat," kata Muhammad di gedung KPU, Senin malam, 7 Juli 2014. (Baca: Ricuh di Hong Kong, KPU Diadukan ke Bawaslu)
Muhammad mengatakan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Hong Kong sudah membuat perjanjian di atas kertas dengan Pemerintah Hong Kong untuk menggunakan Victoria Park dari pukul 09.00-17.00 waktu setempat. "Pemerintah Hong Kong sangat disiplin, Konjen sangat hati-hati dengan kontrak itu karena kalau ada satu yang ingkar, maka Victoria Park tak diizinkan lagi untuk acara apapun," ujarnya. (Baca: Dihalangi Mencoblos, Ratusan TKI Hong Kong Marah)
Padahal taman tersebut selalu digunakan warga negara Indonesia (WNI) di sana untuk melaksanakan salat Idul Fitri dan 17 Agustus. "Apa yang dilakukan PPLN sudah sesuai aturan," kata dia. (Baca: Tim Jokowi-JK Minta Pemilu Ulang di Hong Kong)
Anggota Komisi Pemilihan Umum, Juri Ardiantoro, mengatakan WNI yang tidak kebagian mencoblos adalah mereka yang datang setelah pukul 17.00 waktu setempat, setelah TPS ditutup sehingga tak mungkin mereka bisa menggunakan hak pilihnya. (Baca: Ratusan TKI Hong Kong Histeris Teriakkan: Jokowi!)
Menurut Juri, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri Hong Kong sudah mengumumkan untuk mereka yang sudah mengantre untuk mempercepat antrean dan masuk ke TPS. "Penutupan TPS membuktikan tak ada lagi yang mengantri," kata Juri.
TIKA PRIMANDARI
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler lainnya:
Kampanye Prabowo Saat Tarawih, Khatib Ini Diprotes
Tanpa Neymar? No Problem!
Prabowo Menang, Indeks Saham Bakal Jeblok