Begini Sejarah Ide Hari Santri Nasional

Editor

Agoeng Wijaya

image-gnews
Calon Presiden, Jokowi tiba di Pondok Pesantren Babussalam, Dusun Banjarejo, Desa Banjarejo,  Malang, Jawa Timur, 27 Juni 2014. TEMPO/Abdi Purmono
Calon Presiden, Jokowi tiba di Pondok Pesantren Babussalam, Dusun Banjarejo, Desa Banjarejo, Malang, Jawa Timur, 27 Juni 2014. TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Agus Thoriq Darwis bin Ziyad, merasa tersinggung dengan pernyataan politikus Partai Keadilan Sejahtera Fahri Hamzah yang menyebut sinting calon presiden Joko Widodo karena mendukung penetapan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. "Dia keterlaluan, tapi sudah kami maafkan demi kebaikan umat. Dia tidak tahu latar belakang munculnya ide Hari Santri Nasional," kata Gus Thoriq, sapaan akrab Agus Thoriq, Selasa dinihari tadi, 8 Juli 2014.

Thoriq menceritakan sebelumnya ia telah menjelaskan ide Hari Santri Nasional (HSN) kepada Jokowi pada Jumat dua pekan lalu, 27 Juni 2014. Ketika itu Jokowi tiba di Pesantren Babussalam untuk menghadiri haul pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim As'ayri dan mantan Presiden Sukarno. Di akhir acara itu, Jokowi menandatangani surat pernyataan mendukung penetapan 1 Muharam sebagai HSN.

Menurut dia, dalam sejarah, pesantren dan para santri ikut berperan besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Jasa pesantren dan santri seharusnya dihargai dengan tidak mengabaikan mereka dalam pembangunan.

Sebenarnya, kata Thoriq, HSN sudah disuarakan sejak 2010. Thoriq membahas ide tersebut bersama sejumlah pondok pesantren dan ulama di wilayah tapal kuda Jawa Timur, yakni Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, dan Jember. Keluarga mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pun dilibatkan. "Harapannya waktu itu Gus Dur bisa jadi tumpuan penetapan 1 Muharam sebagai hari santri. Namun, takdir berkata lain. Gus Dur wafat," kata Thoriq, yang masuk PDI Perjuangan Kabupaten Malang setelah keluar dari Partai Demokrat setempat. (Baca juga: Pesantren Lirboyo Dukung Penetapan Hari Santri Nasional)

Menurut Thoriq, putri kedua Gus Dur, yakni Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid, mendukung ide penetapan hari santri dengan mendatangi Pesantren Babussalam. Yenny, kata Thoriq, datang bersama suaminya, politikus Partai Gerindra Dhohir Farizi.

Menurut Thoriq, selain didukung keluarga Gus Dur dan sejumlah ulama sepuh di Jawa Timur, ide HSN salah satunya, didukung Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj. Dukungan tersebut dituangkan dalam surat rekomendasi bernomor 2548/A.II/03/10/2012 yang akan ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 1 Muharam 1433 Hijriah atau 15 November 2012.

Iklan
image-banner
Scroll Untuk Melanjutkan

Dukungan PBNU diikuti oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU). Penandatanganan dukungan oleh PBNU dan PWNU Jawa Timur dilakukan dalam sebuah acara pertemuan pesantren di Universitas Negeri Jember.

Menariknya, menurut Thoriq, bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendahului PBNU untuk mendukung penetapan hari santri. Dukungan Anas dilakukan ketika mengunjungi Pesantren Babussalam pada 2010.

Namun, pemerintah pusat ternyata tidak merespons ide HSN. Sejumlah politikus pun terkesan anti-HSN. Thoriq berharap hari santri tidak dijadikan komoditas politik dalam proses pemilihan presiden. "Sebaliknya harus menjadi perekat kerukunan umat Islam dan kerukunan dengan rumat beragama lainnya," katanya.

ABDI PURMONO

Baca juga:
Slank: Salam 2 Jari, Konser Kemanusiaan Terbesar
Buruh Bantah Dukung Prabowo di Hari Tenang
Bos Lion Air Incar Proyek Kereta Ekspres Bandara

Iklan


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.