TEMPO.CO, Bojonegoro - Sehari menjelang pencoblosan, dua tim sukses calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla menginstruksikan para kadernya untuk begadang hingga Rabu pagi, 9 Juli 2014. Perintahnya adalah memantau lingkungan dan mengantisipasi praktek politik uang jelang pilpres atau akrab disebut serangan fajar.
Penasihat tim pemenangan Jokowi-JK Bojonegoro, Alham Ubay, mengungkapkan kubunya mengerahkan sekitar 8.000 relawan. Mereka tersebar di 28 kecamatan dan 430 desa/kelurahan. Jumlah itu belum termasuk saksi yang mendapat mandat di seluruh TPS di Bojonegoro yang berjumlah 2.608 unit. “Semua kami perintahkan begadang,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 8 Juli 2014.
Alham mengatakan pada Selasa malam hingga Rabu pagi, kemungkinan akan terjadi banyak persoalan, terutama potensi praktek politik uang. Guna mengantisipasi aksi itu, para relawan dan tim pemenangan melakukan pengawasan di kantong-kantong padat penduduk. “Kami berupaya ketat mengantisipasinya,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai NasDem Bojonegoro tersebut.
Hal sama dikatakan sekretaris tim pemenangan Prabowo-Hatta, Anam Warsito. Dia menyebutkan, timnya telah diturunkan sejak tiga hari menjelang pencoblosan. Prioritasnya ke daerah yang secara geografis jauh dari keramaian, seperti di Bojonegoro bagian selatan, yaitu Kecamatan Gondang, Margomulyo, Ngraho, dan Kedewan. Jumlah relawan Prabowo-Hatta, kata dia, lebih 10.000 orang. “Semua sudah kami siapkan itu,” ujarnya.
Tim pemenangan di desa dan kecamatan juga ikut mengawasi posisi kotak suara. Mulai dari pencoblosan di TPS, penghitungan hingga penyimpanan kotak suara. Tim relawan dan saksi di TPS sudah mengikuti pelatihan beberapa hari sebelum pelaksanan pemilihan presiden.
Kepala Kepolisian Resor Bojonegoro Ajun Komisaris Besar Ady Nugroho menetapkan siaga satu sebelum dan setelah pemilihan presiden. Polisi mengerahkan 579 polisi ditambah 100 anggota Brigade Mobil yang ditempatkan di seluruh tempat di Bojonegoro. Seluruh anggota polisi diperintahkan mengawasi secara cermat saat pencoblosan dan penghitungan.
Selain itu, anggota polisi di lapangan diperintahkan mendokumentasikan setiap kegiatan dan juga mengirimkan laporan kemajuan di TPS. “Kami juga melakukan hitung cepat. Itu sifatnya internal untuk konsumsi sendiri,” kata Ady saat apel kesiapan pilpres di halaman polres.
SUJATMIKO
Berita Terpopuler
Buruh Bantah Dukung Prabowo di Hari Tenang
Bos Lion Air Incar Proyek Kereta Ekspres Bandara
Cedera Neymar Bukan karena Ditabrak Zuniga
Kereta Supercepat Bandung-Jakarta Segera Dibuat