TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Israel-Palestina semakin memanas. Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana mengintensifkan serangan, negara-negara Arab mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan agar segera membahas situasi di Gaza untuk menciptakan perdamaian.
Perwakilan dari Kuwait, Mansour al-Otaibi, mendesak Dewan untuk menghentikan agresi Israel dan hukuman kolektif bagi rakyat Palestina di tengah pertikaian yang terjadi. (Baca: Abbas Tuding Israel Perangi Semua Warga Palestina)
"Saya pikir sudah waktunya Dewan mengeluarkan pernyataan atau resolusi untuk masalah ini," kata al-Otaibi, seperti dilansir The Telegraph, Rabu, 9 Juli 2014.
Di sisi lain, Kanselir Jerman Angela Merkel telah menghubungi Netanyahu lewat panggilan telepon kemarin. Dalam kesempatan itu, Merkel berkata bahwa ia mengutuk serangan roket di Israel yang dilakukan "tanpa syarat" yang jelas. (Baca: Israel-Palestina Saling Luncurkan Puluhan Roket)
Dari pihak Amerika Serikat, Sekretaris Gedung Putih John Kerry mewakili Departemen Pertahanan Negara juga memaksa agar Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menenangkan keadaan.
"Kami prihatin atas keselamatan dan keamanan warga sipil di dua negara. Tidak ada negara yang pantas menerima serangan roket dari sebuah organisasi teroris dan berdampak pada warga sipil yang tidak bersalah," kata Kerry.
Peraih Nobel Perdamaian Afrika Selatan, Uskup Desmond Tutu, telah mengeluarkan pernyataan bahwa pemimpin Israel dan Palestina bersikap seperti "anak-anak". Tutu menilai serangan ini dilakukan bukan atas dasar agama, politik, kekuasaan, atau perdamaian, tapi untuk saling menyalahkan.
Hingga hari ini, pesawat tempur Israel telah telah menembakan roket ke 550 target di Gaza. Sementara, Hamaz membalas dengan menembakkan 165 roket di beberapa kota Israel, seperti Yerusalem, Tel Aviv, dan Hadera. Korban akibat kejadian ini tercatat lebih dari 30 orang tewas dan 370 lainnya luka-luka, termasuk wanita dan anak-anak yang tidak bersalah.
RINDU P. HESTYA | THE TELEGRAPH
Berita Lain:
Palestina: Serangan Udara Israel Tewaskan 23 Jiwa
Begini Hukuman bagi Wartawati 'Kritis' di Iran
ISIS Kuasai Pabrik Senjata Kimia