TEMPO.CO, Makasasar - Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Fery Abraham mengatakan pihaknya mengerahkan tiga peleton atau 30 personel penembak jitu (sniper) ke lumbung-lumbung suara kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang dianggap rawan.
Menurut Fery, kepolisian sudah siap mengantisipasi bentrokan yang mungkin terjadi setelah pengumuman hasil pemilihan presiden nanti. "Kami tak mau ada kejadian buruk, tapi harus selalu siap menghadapi hak buruk tersebut. Makanya tiga peleton penembak jitu kami siagakan," ujarnya, Selasa, 15 Juli 2014.
Fery mengatakan polisi mengerahkan 1.800 anggota untuk mengamankan setiap wilayah yang disinyalir rawan terjadi bentrokan. Sebagian dari mereka sudah disiagakan di sana sejak masa kampanye pemilihan presiden.
"Mereka berjaga di 14 kecamatan di Kota Makassar. Khusus penembak jitu disiagakan di posko tim pemenangannya masing-masing," katanya.
Selain itu, Fery melanjutkan, polisi juga sudah siap dengan berbagai senjata api dan truk baja penyemprot air. "Mereka sudah tahu apa yang harus mereka perbuat untuk mengamankan massa," kata Fery.
Fery mengimbau masyarakat untuk tenang karena kepolisian telah berkoordinasi dengan kedua kubu yang bersaing dalam pemilihan presiden ini. "Saya berharap kedua kubu saling menahan diri. Tidak terpancing dengan segelintir oknum yang ingin membuat kondisi tidak kondusif," ujarnya. (Baca: Polisi Jaga Ketat Pencoblosan Ulang di Mojokerto)
Sementara itu, ketua tim pemenangan pemilu Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kota Makassar, Raisul Jais, mengatakan ada potensi muncul konflik seusai pengumuman KPU bila ada kecurangan dalam penghitungan suara oleh KPU. "Pasti kami melawan jika penyelenggara pemilu tidak fair dalam melakukan rekap," kata Raisul. (Baca: Tokoh Sampang Dicurigai Curangi Suara Pilpres)
ARDIOANSYAH RAZAK BAKRI
Terpopuler:
Deddy Mizwar Diberi Dua Pilihan jika Main Sinetron
Hasil Pemilu Menurun, Ical Didesak Gelar Munas
BI: Jangan Kaget dengan Uang NKRI