TEMPO.CO, Surabaya - Tingkat partisipasi pemilu presiden dan wakil presiden di Surabaya meningkat dibandingkan pemilu legislatif April lalu. Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya Robiyan Aripin mengatakan pemilih dalam pemilu presiden yang datang mencoblos mencapai 67,5 persen. “Pada pemilu legislatif lalu hanya 61 persen, di atas sedikit," kata Robiyan kepada wartawan seusai rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara pemilu presiden dan wakil presiden 2014, Kamis, 17 Juli 2014.
Komisioner KPU Surabaya Divisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Nurul Amalia mengakui adanya peningkatan jumlah pemilih. Penambahan daftar pemilih tetap dari pileg ke pilpres sebenarnya tidak terlalu banyak, yaitu dari 2.001.602 menjadi 2.017.450 orang, ditambah dengan daftar pemilih tetap tambahan (DPTb) menjadi 2.060.222 orang.
Dalam pemilu presiden 9 Juli, jumlah pemilih yang hadir ke TPS sebanyak 1.408.210 orang. Rinciannya, 1.390.909 suara sah dan 17.301 suara tidak sah. Hasil rekapitulasi KPU Surabaya menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memperoleh 892.154 suara dan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendapat 498.755 suara.
Namun peningkatan yang paling menonjol, menurut Nurul, adalah pengguna A5 (pindah pilih) yang mencapai 10 ribu orang, terdiri dari 3.700 orang yang mengurus di KPU Surabaya dan sisanya mengurus di TPS asal. "Antusiasme masyarakat memang tinggi dibanding pileg kemarin," ujarnya.
Sedangkan jumlah daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) sebesar 57.827 orang. Mereka yang tergolong dalam DPKTb adalah pemilih yang secara teknis tidak masuk dalam DPT, tidak bisa mengurus A5, atau tidak mendapat undangan C6. Mereka bisa menggunakan KTP, paspor, atau surat keterangan domisili.
Namun, pada faktanya, pemilih yang masuk dalam DPKTb ternyata juga terdaftar di DPT. Inilah yang kemudian dipermasalahkan oleh kubu Prabowo-Hatta karena bisa mengindikasikan mobilisasi massa.
Terkait dengan hal itu, Nurul memastikan, meski terjadi kemungkinan data dobel karena tercantum dalam DPT dan DPKTb, tidak ada yang mencoblos dua kali. "Data dobel, tapi yang nyoblos dua kali enggak ada. Kami sudah cek itu di PPK-PPK," kata Nurul.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler
Istri Pimpinan ISIS Mantan Penata Rambut
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen
Beredar Video PPS Rusak Surat Suara di Sukoharjo
Kiper Oblak Bergabung ke Atletico Madrid