TEMPO.CO, Semarang - Dua universitas negeri di Semarang, Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang, Senin 29 September 2014 menggelar pemilihan rektor. Pemilihan dilakukan oleh anggota senat universitas masing-masing. Para kandidat memperebutkan suara senat ditambah 35 persen suara dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2012, menteri memiliki 35 persen hak suara dari total pemilih. Sedangkan senat memiliki 65 persen hak suara.
Muhammad Nasir, 54 tahun, terpilih sebagai rektor Undip periode 2014-2018 menggantikan rektor sebelumnya, Sudharto P. Hadi. Nasir adalah dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Ia memperoleh 148 suara. Perolehan suaranya mengguli dua kandidat lain, yakni Ketua Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, M Syafruddin (36 suara) dan Ketua Program Doktor dan Magister Ilmu Lingkungan, Purwanto (14 suara). Jumlah suara pada pemilihan rektor Undip adalah 126 suara anggota senat (dari 133 suara) serta 72 suara tambahan dari Menteri Pendidikandan Kebudayaan yang diwakilkan kepada Sekretaris Ditjen Dikti Kemdikbud, Patdono Suwignyo.
"Undip harus menegaskan diri sebagai universitas riset," kata Nasir usai pemilihan rektor. Guru besar di bidang Behavioral Accounting dan Management Accounting ini menambahkan, dosen dan mahasiswa harus meningkatkan penelitian agar masuk jurnal internasional. Disampaikan pula, meski Undip menjadi perguruan tinggi negeri berbadan hukum, ia memastikan biaya perkuliahan di Undip tidak terlalu mahal.
Pemilihan rektor di Universitas Negeri Semarang yang berlangsung hingga sore hari menetapkan rektor inkamben Fathur Rokhman, 48 tahun, kembali terpilih. Guru besar sosiolingustik Fakultas Bahasa dan Seni Unnes ini memperoleh 59 suara dari 107 suara. Kandidat lain, Pembantu Rektor III Masrukhi memperoleh 34 suara dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Edy Cahyono memperoleh 14 suara.
Usai pemilihan, Fathur melakukan sujud syukur. Ia mengatakan, dirinya akan menjaga iklim kampus tetap kondusif meski sebelumnya terjadi gesekan saat pemilihan rector. "Kerukunan menjadi modal utama memajukan lembaga," ujarnya. Terkait dengan perbaikan budaya akademik, ia mengajak seluruh civitas akademika Unnes untuk meningkatkan budaya akademik keberaksaraan, dan menurangi budaya lisan.
Sekretaris Ditjen Dikti Kemdikbud, Patdono Suwignyo mengatakan, proses pemilihan rektor sudah berjalan demokratis dan sesuai mekanisme yang berlaku. "Semua pihak harus legowo dengan hasil pemilihan," ujarnya. "Semua kembali bekerja untuk memajukan kampusnya".
SOHIRIN
Baca juga:
Pilkada via DPRD Diketok, Rupiah Tersungkur
Kenaikan Harga BBM Bikin SPBU Asing Menjamur
Kecelakaan Lalu Lintas, Jalur Sukabumi Macet Parah
Demo UU Pilkada, Istana SBY Dianggap Kuburan